Hindari Survei yang Meminta Informasi Pribadi: Inilah 7 Tanda-tanda Penipuan Berkedok Survei Online, Jangan Asal Mengambil Bagian

ciri penipuan berkedok survei (indogamers.com)

esatu.id- Tanda-tanda penipuan berkedok survei. Banyak bisnis melakukan riset pasar melalui survei online. Untuk menarik minat orang untuk berpartisipasi, pembuat survei menawarkan uang sebagai imbalan. Banyak orang berpartisipasi dalam survei berbayar karena berharap bisa mendapatkan uang hanya dengan meluangkan waktu untuk mengumpulkan data.

Namun, kamu harus berhati-hati saat menggunakan survei online berbayar karena banyak penipu menggunakannya untuk mencuri data dan uang dari orang-orang yang tidak berhati-hati.

Untuk menghindari menjadi korban penipuan, kenali tanda-tanda penipuan berkedok survei online.

1. Permintaan yang berlebihan untuk data pribadi

Survei online biasanya meminta informasi dasar seperti lokasi, usia, jenis kelamin, dan penghasilan. Namun, berhati-hatilah dengan survei yang meminta terlalu banyak informasi pribadi.

Kamu rentan terhadap pencurian identitas jika kamu memberikan informasi pribadi yang berlebihan. Penipu bahkan bisa mengambil uang kamu dengan informasi yang kamu berikan. Hindari memberikan data sensitif seperti nomor KTP, rekening bank, dompet digital, jaminan sosial, alamat rumah, dll.

Baca Juga: Ada yang Hanya Harga Rp299 Ribuan, lho: Inilah 5 Smartband dan smartwatch terbaik Xiaomi untuk hadiah Lebaran

2. Tidak ada nama perusahaan

Semua survei yang sah harus menampilkan nama atau logo perusahaan. Jika tidak, itu jelas merupakan tanda bahaya.

Jangan pernah mengisi survei yang pembuatnya tidak jelas. Untuk menjaga keamanan internet, jangan asal memberikan informasi pribadi. Selain itu, selalu periksa reputasi perusahaan pembuat survei sebelum mengikuti survei.

3. Meniru identitas perusahaan terkenal

Fakta bahwa survei online berasal dari perusahaan terkenal tidak berarti bahwa perusahaan tersebut benar-benar ada. Itu benar. Penipu dapat membuat calon korbannya yakin dan meminta mereka mengisi survei dengan menyamar sebagai perusahaan resmi.

Dengan melihat logo survei, kamu dapat memastikan keaslian survei. Tanda-tanda yang perlu di perhatikan termasuk warna yang berbeda dari yang asli, ukuran atau bentuk yang tidak biasa, dan tampilan buram.

Coba juga mengunjungi situs web resmi perusahaan dan media sosial. Perhatikan apakah peringatan seperti “Perusahaan ABC tidak sedang mengadakan survei berbayar” muncul.

4. Muncul banyak email spam setelah membuat akun

Email spam sangat umum, dan banyak di antaranya adalah penipuan. Jika kamu tiba-tiba menerima banyak email spam setelah membuat akun dan mengisi survei online, kemungkinan besar kamu telah menjadi korban penipuan karena pembuat survei palsu telah menjual data kamu ke pihak lain.

Ketahui apa itu email phising untuk menghindari menjadi korban lagi. Penjahat semakin inovatif dalam phishing. Banyak pesan yang terlihat asli jika di lihat dengan mata kasar, tetapi ternyata merupakan phishing.

5. Domain baru

Penipu akan segera menghapus domain yang mereka gunakan untuk membuat survei palsu agar mereka dapat terus beroperasi. Kemudian, mereka akan membuat domain baru dan kembali mengirimkan survei palsu melalui internet.

Jadi, sebelum mengisi survei online, pastikan untuk memeriksa domain pembuat survei dan mengetahui kapan domain tersebut di buat. Jika domain tersebut di buat baru-baru ini, kemungkinan besar itu adalah survei palsu, jadi jangan gunakannya.

6. Email berasal dari akun gratis

Perusahaan berkualitas tinggi biasanya memberikan nama mereka di alamat email sehingga penerima dapat memastikan bahwa mereka benar. Hampir tidak ada bisnis resmi yang memberikan email gratis.

Baca Juga: Rekomendasi Terbaik untuk Pengeluaran THR: Inilah 4 HP Samsung Flagship dengan Diskon Ramadhan Rp3 Juta

Selain itu, perhatikan alamatnya dengan cermat. Beberapa penipu akan meniru alamat email resmi perusahaan dengan melakukan perubahan, seperti menambahkan karakter atau garis bawah, untuk mengelabui calon korbannya.

7. Penawaran yang tidak masuk akal

Tinggalkan pembuat survei jika mereka membuat klaim yang tidak masuk akal. Penipu meyakinkan pelanggan untuk memberikan informasi pribadi mereka dengan memberi mereka janji keuntungan palsu. Misalnya, meminta kata sandi untuk dompet digital dengan janji untuk mendapatkan uang senilai jutaan rupiah.

Sebuah survei online rata-rata memerlukan pembayaran sebesar puluhan ribu rupiah. Selain itu, mereka tidak akan meminta informasi pribadi seperti foto KTP, kata sandi dompet digital, informasi kartu kredit, dan sebagainya. Jadi, jika ada survei yang menawarkan hadiah menarik, sebaiknya tinggalkan saja.

Akhir kata, survei online sangat populer sebagai alat riset pasar karena murah, cepat, dan mudah di lakukan. Sayangnya, ini banyak di gunakan oleh penipu untuk meyakinkan orang untuk memberikan uang atau informasi pribadi. Pastikan untuk memperhatikan peringatan yang di berikan saat mengikuti survei online.