Inilah 5 Tanaman Herbal untuk Menjaga Keseimbangan Hormon Tubuh

Jintan hitam (klikdokter.com)

esatu.id- Tanaman herbal adalah kelompok tanaman yang bagian-bagiannya di gunakan oleh manusia untuk berbagai alasan. Mereka tidak hanya di gunakan untuk memasak, tetapi juga di gunakan untuk pengobatan medis dan dalam ritual keagamaan.

Beberapa tanaman herbal telah di gunakan secara medis dan terbukti dapat menyeimbangkan produksi hormon tubuh dan fungsi sistem endokrin. Namun, penelitian tentang manfaat tanaman herbal untuk hormon dan endokrin sangat terbatas, sehingga sulit untuk membedakan mana yang benar dan salah.

Hubungan antara hormon dan kesehatan

Singkatnya, hormon adalah “pengantar pesan” antar sel untuk memicu berbagai reaksi tubuh. Oleh karena itu, hormon adalah dasar sistem endokrin tubuh yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, reproduksi, suhu, dan mood.

Efek samping yang berbahaya dapat muncul dari ketidakseimbangan hormonal, yaitu kekurangan atau kelebihan hormon tertentu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres oksidatif, infertilitas, dan penyakit tiroid adalah beberapa penyebab utama ketidakseimbangan hormonal.

Sewaktu-waktu, kaum adam dan hawa mengalami ketidakseimbangan hormon. Laki-laki juga mengalami periode ini saat pubertas dan seiring pertambahan usia, tetapi tidak secepat perempuan. Pada perempuan, periode ini adalah masa pubertas, kehamilan, dan menopause.

Baca Juga: Inilah 6 Lokasi Wisata yang Bersejarah di Kota Jakarta

Namun, keseimbangan hormon sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh secara keseluruhan, jadi, menurut Healthline, inilah lima bahan herbal alami yang mungkin membantu menyeimbangkan hormon.

1. Jintan hitam

Jintan hitam, juga di kenal sebagai habbatusauda (N. sativa), memiliki banyak thymoquinone dan antioksidan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jintan hitam membantu mengobati sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan yang menyertai wanita di usia reproduktif yang di sebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.

Selain itu, dalam penelitian hewan, ekstrak jintan hitam di temukan membantu mengatur kadar insulin dan fungsi beberapa hormon, termasuk hormon tiroid, hormon testosteron, dan lutenizing (LH). Selanjutnya, ekstrak jintan hitam menunjukkan potensi estrogenik, atau bertindak seperti hormon estrogen dalam tubuh.

Jintan hitam tersedia dalam bentuk murni dan sebagai suplemen. Jika kamu tidak ingin mengonsumsinya sebagai suplemen, kamu dapat menambahkannya ke dalam masakan.

Namun, sebagian besar penelitian jintan hitam menggunakan ekstrak thymoquinone yang di isolasi dan di lakukan pada hewan. Oleh karena itu, efeknya dapat berbeda saat di makan langsung atau di tambahkan ke masakan.

2. Ashwagandha

Di negara tersebut, ashwagandha (W. somnifera), juga di kenal sebagai “ginseng India”, sering di gunakan dalam pengobatan tradisional. Kamu dapat mendapatkan tanaman herbal ini dalam bentuk suplemen, teh, atau bubuk. Ashwagandha mengontrol hormon kortisol dari sumbu hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA), yang membantu tubuh mengatasi stres.

Dalam menghadapi stres, kortisol memang wajar. Namun, beberapa penelitian terhadap hewan dan manusia menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon kortisol yang terus-menerus dapat menyebabkan gangguan kinerja kelenjar endokrin, seperti penyakit Addison dan sindrom Cushing.

Ashwagandha di kaitkan dengan penurunan kadar kortisol dalam darah, yang membuatnya lebih mudah tidur dan mengurangi stres. Selain itu, ashwagandha meningkatkan produksi hormon perangsang tiroid (TSH).

Namun, ada beberapa kekurangan ashwagandha, termasuk efek sampingnya dan penelitian yang di lakukan hanya pada skala kecil. Beberapa orang melaporkan bahwa ashwagandha tidak aman untuk ibu hamil dan menyusui serta orang yang menderita penyakit autoimun dan gangguan kelenjar tiroid.

3. Black cohosh

Black cohosh (A. racemosa) adalah saudara dekat jintan hitam. Karena kandungan triterpene glycosides akar black cohosh, di gunakan sebagai kapsul, ekstrak, dan teh.

Tanaman herbal ini secara turun-temurun di gunakan untuk mengatasi masalah kesehatan wanita seperti menstruasi tidak teratur, sindrom pramenstruasi (PMS), dan gejala-gejala menopause. Jika di gunakan dalam dosis besar, black cohosh bertindak seperti hormon estrogen, seperti jintan hitam.

Menurut beberapa penelitian, black cohosh dapat membantu meredakan gejala menopause. Namun, penelitian lebih lanjut di perlukan, dan karena black cohosh memiliki efek samping yang kuat, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahlinya sebelum menggunakannya.

4. Chasteberry

Chasteberry (V. agnus-castus) adalah obat tradisional yang umum di gunakan dalam bentuk ekstrak atau kapsul. Di anggap dapat mengurangi gejala menopause dan meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan ketika di kombinasikan dengan Black Cohosh.

Chasteberry mengandung di terpenoid, senyawa yang mempengaruhi produksi hormon prolaktin. Peningkatan hormon prolaktin terkait dengan PMS, sehingga suplemen chasteberry dapat membantu mengobati gejala PMS tertentu. Selain itu, chasteberry juga dapat meredakan gejala menopause, mengobati infertilitas, dan mengobati PCOS (sindrom ovarium hiperaktif).

Baca Juga: Rasa Segar dan Lumer: Inilah Resep Pie Mangga Goreng yang Membuat Kamu Bersemangat

Chasteberry menunjukkan potensi untuk menyeimbang hormon, tetapi penelitian lebih lanjut di perlukan untuk mengetahui seberapa efektif tanaman herbal ini.

5. Marjoram

Marjoram (O. majorana), yang di gunakan dalam pengobatan tradisional, berkerabat dekat dengan tanaman bumbu oregano. Mengandung senyawa bioaktif tanaman seperti flavonoid dan asam fenolat, yang merupakan dasar dari manfaat tanaman herbal tersebut.

Studi menunjukkan bahwa marjoram dapat mengurangi stres dan mengobati PCOS pada hewan dan manusia. Selain itu, teh marjoram di kaitkan dengan penurunan yang signifikan pada kadar hormon insulin puasa, yang dapat membantu mengontrol gula dalam darah.

Walau bagaimanapun, penelitian lebih lanjut perlu di lakukan tentang manfaat marjoram terhadap keseimbangan hormon. Selain itu, karena keamanannya masih di pertanyakan, para ilmuwan menyarankan untuk menghindari penggunaan obat herbal untuk pengobatan hormon dalam jangka panjang.

Metode alami tambahan untuk mengembalikan keseimbangan hormonal

Ini adalah beberapa tanaman herbal yang di katakan dapat menyeimbangkan hormon. Namun, sebagian besar masih di ragukan keamanannya dan akan lebih baik jika di gunakan bersama dengan terapi medis yang terbukti.

Untuk pengobatan ketidakseimbangan hormon, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bahan herbal ini. Ini karena penyebab ketidakseimbangan hormon dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, gaya hidup, dan faktor lainnya.

Selain itu, ada beberapa metode alami untuk mengembalikan keseimbangan hormon, seperti:

  • Makan makanan bergizi seimbang.
  • Minum teh hijau.
  • Olahraga teratur.
  • Mampu mengelola stres dengan baik.
  • Tidur cukup.
  • Hindari faktor pengganggu kinerja endokrin (asap rokok, pestisida, plastik, bahan pembersih, atau wewangian).

Hormon tubuh sering berubah, dan ini normal. Namun, ketidakseimbangan hormon yang signifikan dapat berdampak pada kesehatan tubuh dan pikiran secara keseluruhan.

Salah satu dari berbagai cara untuk menggunakan obat herbal adalah melalui penggunaan obat herbal, dan ini adalah lima tanaman herbal yang di identifikasi dapat membantu menyeimbangkan hormon. Untuk memastikan bahwa kamu hanya memanfaatkan manfaatnya, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama jika kamu memiliki kondisi medis tertentu.