eSatu.id,Cirebon-kalian pernah melihat pohon karet atau kalian sering mleihat karet baik itu di dapur atau di mana pun,pernah tidak kalian berpikir terlintas di penak kalian sejarah pohon karet,kali ini kita akan membahas mengani sejarah karet secara umum,karet memiliki dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Sementara karet alam berasal dari tanaman karet (Hevea Brasiliensis) yang berasal dari Amerika Selatan.
Karet alam memiliki keunggulan yang sulit di tandingi oleh karet sintetis, yaitu memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna, memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah, tidak mudah panas, dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan.
baca juga:Bukan Menjadi Patoka ! Ini dia 5 Tanda Tanda Jodoh kamu.
Menurut catatan sejarah, karet sudah di kenal sekitar 3.500 tahun yang lalu oleh orang Indian yang tinggal di wilayah Amerika Selatan.
Karet yang di hasilkan dari getah pohon, oleh bangsa Indian di pergunakan sebagai bahan baku dalam membuat bola untuk permainan yang di sebut Tlachtlic.
Permainan ini merupakan perpaduan antara sepak bola dan bola basket. Permainan ini sudah lama di mainkan oleh Bangsa Indian dan Suku Aztec Meksiko.
Sejarah mengenai karet juga di temukan dalam catatan Christopher Colombus, seorang penjelajah yang terkenal pada abad ke 15
ketika menjelajahi benua Amerika. Dalam catatannya, ia mengatakan melihat para penduduk asli bermain dengan bola karet.
Karet kemudian mulai di kenal di Eropa pada tahun 1735 saat seorang ahli matematika dan juga seorang penjelajah asal Prancis
Bernama Charles Marie de La Condamine yang tertarik dengan getah yang keluar dari pohon. Charles kemudian menamai getah tersebut dengan nama Latex yang berarti Fluid atau cairan.
Berselang beberapa tahun kemudian, para ilmuwan dari Perancis melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan lateks atau karet, di antaranya dari jenis Havea brasilienss yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil.
Sementara di Inggris, seorang ahli kimia pada tahun 1770 melaporkan bahwa karet yang berasal dari lateks bisa di gunakan untuk menghapus tulisan dari pensil.
Sejarah pohon karet ,Sejak 1775, karet mulai di gunakan sebagai bahan penghapus tulisan pensil, dan jadilah nama karet itu di Inggris di sebut dengan nama Rubber (dari kata to rub, yang artinya menghapus). Sebutan rubber kemudian populer di kalangan masyarakat awam di Eropa.
Pada masa itu, barang-barang dari karet yang di produksi selalu menjadi kaku di musim dingin dan lengket di musim panas. Para ilmuwan mulai tertarik untuk menyelidiki dan mengatasi persoalan produk dari bahan karet tersebut.
Berselang puluhan tahun kemudian, Charles Goodyear dari Amerika pada tahun 1838 menemukan cara untuk mengatasi persoalan tersebut dengan mencampurkan belerang dalam lateks kemudian di panaskan, sehingga karet tersebut menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh cuaca.
Cara itu disebut proses vulkanisasi dan disebut sebagai awal dari perkembangan industri karet,Di Indonesia sendiri, tanaman karet pertama kali di perkenalkan pada masa kolonial Hindia Belanda oleh Hofland pada tahun 1864.
Awalnya, karet di tanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi dan selanjutnya dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah.
Jenis yang pertama kali di uji cobakan adalah spesies Ficus elastica atau karet rembung. Perkebunan karet jenis Ficus elastic tertua di dunia ada di Jawa Barat.
Namun, lambat laun di ketahui bahwa tanaman karet jenis ini menghasilkan getah karet yang tidak terlalu banyak dan mudah terserang hama. Akhirnya, tanaman karet jenis Hevea Brasiliensis pun mulai di tanam dan di sebar ke berbagai daerah di Indonesia.
Jenis karet Havea brasiliensis awalnya di tanam di Sumatera bagian timur pada tahun 1902 dan di Jawa pada tahun 1906. Sejarah karet di Indonesia mencapai puncaknya pada periode sebelum Perang Dunia II hingga tahun 1956. Pada masa itu, Indonesia menjadi negara penghasil karet alam terbesar di dunia.
Namun, sejak tahun 1957 kedudukan Indonesia sebagai produsen karet nomor satu di geser oleh Malaysia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya mutu produksi karet alam di Indonesia. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai produsen karet dunia setelah Thailand.
Seorang buruh sedang menuangkan karet hasil sadapan, di Perkebunan Sungailembu, Banyuwangi.
Seorang buruh bertanggungjawab terhadap pemeliharan 400 pohon karet dengan upah Rp 10.000 per hari,masya allah banget deh
sejarah karet,untuk itu sekarang kalian sudah tahu mengani sejarah karet,jika sudah tahu bisa di jadikan penambah wawasan kita.