esatu.id- Sejarah hampers. Selama hari raya keagamaan, banyak keluarga berbagi bingkisan spesial, seperti pada hari raya Idul Fitri. Saat pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, tradisi berbagi hampers menjadi semakin populer. Tidak di ragukan lagi, kurangnya aktivitas membuat akses ke pertemuan menjadi lebih terbatas.
Menariknya, pandemi ini membuat pengiriman hampers menjadi jauh lebih banyak ketimbang parsel. Ini dapat di lihat di media sosial, di mana berbagai jenis hampers dengan berbagai ukuran, isi, dan harga di jual untuk membuat bingkisan istimewa di hari raya.
Sebetulnya, hampers tidak hanya di berikan pada hari raya Idul Fitri. Bingkisan ini juga banyak di berikan pada berbagai peristiwa, seperti hari raya keagamaan, pernikahan, ulang tahun, ucapan selamat atas kelahiran, dan sebagainya.
Baca Juga: Beraneka Ragam Rasa Pasti Menari: Inilah Inspirasi Kue Kekinian untuk Hampers Lebaran
Hal yang lebih menarik untuk di simak adalah sejarah hampers dan bagaimana mereka menjadi bingkisan yang di berikan kepada orang-orang, terlepas dari kapan hampers di berikan.
Bagaimana sebenarnya sejarah hampers di mulai? Ini adalah ringkasan dari berbagai sumber.
1. Dari Ingris ke Prancis hingga era berkembangan Victoria
Tradisi memberikan hampers berawal dari Inggris ke Prancis pada abad ke-11 oleh William the Coqueror. Awalnya di lakukan sebagai bentuk sumbangan kepada orang-orang yang kurang mampu.
Kata “Hampers” berasal dari kata Prancis “Hanapier”, yang berarti “kotak untuk gelas”.
Bingkisan mulai menarik perhatian masyarakat sebagai hadiah seperti acara Natal selama era Victoria. Keluarga kaya yang mampu mengisi keranjang.
Sebagai tanda pertemuan pertama mereka di Vatikan, Ratu Elizabeth II hanya memberikan hadiah kepada Paus Fransiskus pada tahun 2014. Dia memberikan telur, madu, dan sebotol wiski Balmoral dari perkebunan kerajaan Inggris.
2. Pengiriman bingkisan terpengaruh oleh Perang Dunia I
Ketika perkeretaapian berkembang pada tahun 1800-an, jumlah bingkisan yang di kirim menjadi lebih banyak, yang memungkinkan pengirimannya menjangkau seluruh negeri dengan risiko yang lebih kecil untuk basi atau rusak. Itu terus berlanjut.
Selama Perang Dunia I, keluarga mengirimkan bingkisan atau paket perawatan ke orang yang mereka sayangi di garis depan dan ke tentara yang berada di rumah sakit. Bukan keranjang anyaman, itu adalah kotak yang mengandung banyak kebutuhan. Hampers lebih di sukai dari sebelumnya.
Baca Juga: Banyak Ide yang Unik: Rekomendasi Hampers Lebaran Terbaru Harga Rp100 Ribuan, Saja Kok!
3. Hampers yang lekat dengan keranjang
Sejarah keranjang Amerika, yang sebenarnya adalah keranjang pakaian atau cucian, di dasarkan pada hadiah yang di berikan kepada orang lain daripada barang pribadi yang di masukkan ke dalam keranjang tradisional.
Akhir-akhir ini, istilah “hamper” menggabungkan istilah “keranjang hadiah”, yang di kemas dengan berbagai jenis barang, mulai dari makanan, minuman, pakaian, sabun, bahkan pernak-pernik hingga alat makan.