Pupuk Organik Terbuat Dari limbah Pelepah Kelapa Sawit,Yuk Simak.

Pupuk Organik Terbuat Dari limbah Pelepah Kelapa Sawit,Yuk Simak.
Pupuk Organik Terbuat Dari limbah Pelepah Kelapa Sawit,Yuk Simak.

eSatu.id,Cirebon-pohon kelapa sawit sering sekali di anggap sampah,akan tetapi ternyatanya banyak sekali manfaat dari pohon kelapa sawit,Salah satu untuk meningkatkan hasil produksi tanaman adalah menggunakan pupuk organik yang bahan dasarnya dari alam, akan tetapi ada salah satu bahan jenis pupuk organik yang berupa kompos.

Kompos merupakan bentuk akhir dari bahan organik yang sudak di dekomposisi sehingga sulit untuk di urai kembali. 

Penggunaan kompos sebagai pupuk untuk tanaman sangat baik karena kompos dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman.

baca juga:Sambiloto Tanaman Herbal Asli Dari Indonesia,Yuk Simak Disini.

Menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur tanah,  aerasi dan meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat mempermudah pertumbuhan akar pada tanaman.

Bahan dasar pembuatan kompos beraneka ragam dari bahan organik dari alam,Seperti kelapa sawit ini juga dapat di jadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan kompos.

Kelapa sawit yang penanamannya membutuhkan luas lahannya yang sangat besar dan luas,Untuk itu di perkebunan kelapa sawit pasti menghasilkan bahan sisa (bahan buangan) dalam jumlah yang sangat besar di antaranya pada pelepah daun pada kelapa sawit.

Pelepah daun pada kelapa sawit yang selama ini kurang di manfaatkan oleh masyarakat sehingga bersifat limbah karena biasanya pelepah ini hanya di tumpuk di sekitar pohon saja.

Setelah di lakukannya penelitian bahwa pelepah daun pada kelapa sawit ini berpotensi untuk di gunakan sebagai bahan kompos. 

Berdasarkan hasil penelitian Syahfitri (2008), bahwa kandungan unsur hara pada pelepah kelapa sawit yaitu sebagai berikut: N 2,6-2,9(%); P 0,16-0,19(%); K 1,1-1,3(%); Ca 0,5-0,7(%); Mg 0,3-0,45(%); S 0,25-0,40(%); Cl 0,5-0,7(%); B 15-25 (g-1); Cu 5-8 (g-1) dan Zn 12-18 (g-1).

Proses dekomposisi pelepah kelapa sawit secara alami membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 3-4 bulan. Pada kondisi seperti ini kurang baik dampaknya terhadap lingkungan karena jumlah penumpukan tidak di imbangi dengan jumlah penguraian. 

Pada proses pengomposan dapat di percepat dengan penambahan berbagai macam dekomposer yang mengandung mikroorganisme pengurai seperti Trichoderma sp, orgadeg, stardec, dan mikroorganisme lokal yang juga dapat memperbaiki kualitas kompos.

Larutan mikroorganisme lokal mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik. Pemberian Trichoderma sp bersifat antagonis terhadap patogen tular tanah sehingga juga dapat di gunakan sebagai agen hayati. 

Selain itu juga pemberian EM-4 dapat menekan aktivitas serangga, hama dan mikroorganisme patogen lainnya, Setelah proses pengomposan.

Yang di tambahkan dengan dekomposer yang mengandung mikroorganisme pengurai selesai kemudian pupuk kompos tersebut sudah bisa di gunakan untuk media tanam yang bermanfaat bagi tanaman khususnya tanaman hortikultura.

Manfaatnya ialah untuk memperbaiki tektur tanah, menyediaka unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sebagai negara tropis, pohon kelapa sawit dapat dengan mudah di temukan di Indonesia,Dalam catatan Royal Botanic Gardens, kelapa merupakan anggota tunggal dalam marga cocos dari suku aren-arenan atau arecaceae. 

Tumbuhan ini bisa di manfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia, sehingga di anggap sebagai tumbuhan serbaguna, terutama bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga sebutan untuk buah yang di hasilkan dari tumbuhan ini.

Tanaman kelapa sawit secara subur tumbuh dan di budidayakan di berbagai negara tropis basah dunia. Tetapi, 94,64 % produksinya datang dari kawasan Asia Pasifik.

Indonesia menjadi tempat dengan luas perkebunan dan produksi kelapa terbesar, di ikuti oleh Filipina dan India,nah itu dia karena indonesia memiliki pohon kelapa sawit terbanyak juga maka banyak orang juga yang mencoba memanfaat limbah pelapah kelapa sawit ini sebagai kompos.