esatu.id- Keju biasanya di tambahkan ke berbagai hidangan, seperti pizza, sandwich, pasta, atau sajian lainnya. Banyak orang menyukai rasanya yang gurih dan asin, yang dapat menambah rasa masakan.
Keju memiliki banyak gizi, termasuk protein, kalsium, lemak, dan vitamin B12 yang baik untuk tubuh.
Keju sudah menjadi bagian penting dari berbagai masakan di seluruh dunia, tetapi terdapat proses yang rumit yang di gunakan untuk membuatnya, meskipun keju sangat lezat dan memiliki banyak rasa yang berbeda. Baca lebih lanjut tentang proses pembuatan keju di bawah ini!
1. Bahan Baku dari Keju
Dalam proses pembuatan keju, berbagai jenis susu dapat di gunakan, seperti susu sapi, kambing, dan domba.
Susu mengandung protein, gula (laktosa), lemak, dan mineral yang penting untuk menciptakan rasa, tekstur, dan aroma keju. Setelah bahan utama di siapkan, proses pembuatan keju dapat di mulai secara bertahap.
Baca Juga: Yang Suka Ngemil Wajib Coba Buat! Inilah 5 Resep Cookies Lembut dan Renyah untuk Camilan Kekinian
2. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah proses memanaskan susu pada suhu rendah 70 derajat Celsius. Tujuannya adalah untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia sembari mempertahankan sebagian besar mikroflora yang penting untuk proses fermentasi keju.
Proses ini memungkinkan produsen untuk mengontrol dan mengontrol bagaimana rasa, tekstur, dan aroma keju berkembang. Setelah itu, susu akan di dinginkan hingga mencapai suhu hangat antara 32 dan 40 derajat Celsius.
Waktu dan suhu pasteurisasi bervariasi tergantung pada jenis keju, tetapi suhu ini cukup ideal untuk tempat tumbuh bakteri yang akan di masukkan ke dalam proses berikutnya.
3. Pengasaman susu
Untuk memastikan bahwa enzim berfungsi dengan baik selama proses pembuatan keju, pengasaman harus di lakukan. Menggunakan bakteri asam laktat adalah metode yang paling umum.
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus adalah bakteri yang di maksud untuk menghasilkan glikosis, yang berarti mengubah laktosa menjadi asam laktat, asam asetat, karbondioksida, dan diasetil.
Asam ini akan membuat pH susu menjadi lebih rendah, membuat susu terasa lebih asam. Selain itu, kedua bakteri ini akan memberikan rasa dan tekstur yang berbeda pada keju.
4. Penambahan dari enzim rennet
Enzim rennet adalah campuran enzim proteolitik, terutama kymosin, yang di temukan pada lambung hewan ruminansia, seperti sapi atau domba, dan di gunakan saat membuat keju.
Penambahan enzim rennet sangat penting karena akan menyebabkan gumpalan keju dan koagulasi susu (penggumpalan susu).
Baca Juga: Menikmatinya Sebagai Camilan atau Lauk? Inilah 5 Resep Makanan Buka Puasa dengan Olahan Tahu
Pada menit ke-15 hingga ke-30, penggumpalan akan mulai terjadi setelah susu dan enzim rennet di campur secara merata. Saat susu berhasil koagulasi menjadi curd atau dadih, susu harus dipanaskan kembali hingga suhunya mencapai 38 derajat Celsius. Tujuannya adalah untuk menghilangkan whey atau cairan yang tersisa saat membuat keju.
5. Pematangan keju
Pematangan keju adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keju, yang harus di sesuaikan dengan berbagai jenis keju.
Keju terbuka adalah jenis keju yang di buat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri atau ragi tertentu, sehingga menjadi lunak dan memiliki tekstur yang berbeda-beda, seperti gouda, cheddar, atau mozzarella.
Keju tertutup juga di kenal sebagai keju yang di lapisi atau di bungkus dengan bahan seperti parafin, lilin, atau lilin plastik untuk melindunginya dari udara dan air selama proses pematangan. Ini terlihat pada keju seperti blue cheese, camembert, dan brie.
Selanjutnya, keju akan di simpan sesuai dengan jenisnya. Beberapa jenis dapat di simpan selama beberapa bulan, tetapi yang lain harus bertahun-tahun.
Semua yang perlu kamu ketahui tentang proses pembuatan keju adalah bahan bakunya. Ternyata proses pembuatannya membutuhkan kombinasi yang ideal dari kemampuan, waktu, dan bahan-bahan berkualitas tinggi.
Jenis keju mana yang paling kamu suka? Komentar di kolom komentar, ya!