Peringatan malam 1 Suro, atau 1 Muharam, ada sejumlah tradisi yang dilakukan di Keraton Kacirebonan. Selain doa bersama, ada lantunan adzan pitu, iring iringan tumpeng, hingga pagelaran wayang kulit.
Doa bersama, awal tahun, secara khidmat dilakukan di malam peringatan malam 1 Suro, atau 1 Muharam di Keraton Kacirebonan. Tradisi lainnya, berupa adzan pitu yang dikumandangkan sebagai harapan untuk tolak bala.
Yang unik dari tradisi malam satu suro, adanya arak arakan gunungan hasil bumi, berupa buah buahan sayur mayur dan lainnya yang di arak keliling. Dalam arak arakan ini, Putra Mahkota Keraton Kacirebonan, Elang Raja Kusuma Natadiningrat yang memimpin perjalanan.
Prosesi tradisi kemudian dilanjutkan dengan iring iringan tumpeng, yang dibawa oleh masyarakat, untuk dihatur sungkem kepada Sultan Kacirebonan. Yang nantinya akan di makan bersama oleh segenap yang hadir di tradisi malam 1 Suro.
Kemudian di tutup dengan adanya pagelaran wayang kulit yang disaksikan sejumlah tokoh nasional dan lainnya. Hal itu sebagai bentuk pelestarian budaya Cirebon, yang pada era Wali Songo, sebagai salah satu media syiar Islam