Bahaya Pergaulan Bebas Di Kalagan Anak Muda, Inilah Cara Menghindari Pergaulan Bebas

sumber : alodokter.com

esatu.id Pergaulan bebas di kalangan remaja adalah salah satu masalah sosial yang meresahkan. Sebab tidak sedikit remaja terjerumus pergaulan bebas hingga merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Dalam masalah ini, orang tua, remaja, keluarga, dan masyarakat perlu bersama-sama waspada dan menerapkan cara menghindari pergaulan bebas agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan.

Pergaulan bebas bukan persoalan yang terjadi tiba-tiba, melainkan ada banyak faktor penyebab sehingga seorang remaja ikut terjerumus pada hal tersebut.

Penyebab terjadinya pergaulan bebas

Faktor-faktor yang memengaruhi seorang remaja jadi terbawa oleh pergaulan bebas yaitu:

-Minimnya tingkat pendidikan di keluarga.
-Keadaan keluarga tidak harmonis.
-Masalah perekonomian keluarga.
-Penyalahgunaan internet.
-Pengaruh dari kondisi lingkungan sekitar, baik rumah, sekolah, atau masyarakat

Cara menghindari pergaulan bebas

Dirangkum dari modul Kemdikbud, berikut cara menghindari pergaulan bebas di kalangan remaja.

1. Memperkuat nilai keagamaan

Peran orang tua dan keluarga sangat di perlukan untuk membentuk dan menanamkan nilai keagamaan. Sebisa mungkin sejak dini, anak-anak sudah mulai di tanamkan nilai-nilai agama untuk memperkuat keimanan dan ketakwaannya.

Nilai keagamaan ini bisa menjadi bekal ketika usianya menginjak remaja hingga dewasa jadi lebih bijak dalam bergaul. Selain itu, didik mereka untuk taat beribadah dan menjauhi hal-hal yang di larang agama.

baca juga : Sosialisasi Penggunaan Senjata Api Dan Airsoft Gun

2. Membangun komunikasi terbuka antara orang tua dan anak

Cara menghindari pergaulan bebas di kalangan remaja selanjutnya adalah membangun komunikasi yang baik dan terbuka antara orang tua dan anak.

Sebab salah satu faktor seorang remaja terjerumus pergaulan bebas adalah kurangnya perhatian dan komunikasi yang buruk dengan orang tua.

Sebisa mungkin orang tua harus menciptakan ruang bagi anak remaja untuk terbuka, lalu berdiskusi dan membantunya mencari solusi seputar persoalan yang di hadapi, termasuk tekanan pergaulan.

3. Mengenali lingkungan pergaulan anak

Selain membangun komunikasi yang baik, orang tua juga perlu mengenali lingkungan tempat anak mereka bergaul. Orang tua harus mengenal teman-teman pergaulan anaknya agar bisa memantau dan memastikan pergaulan mereka positif.

Lingkungan pertemanan bagi anak remaja sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dirinya. Bagi remaja, teman merupakan pihak yang paling sering menjalin relasi.

Apabila orang tua mengetahui bahwa anaknya bergaul dengan seseorang yang membawa pengaruh buruk, sesegera mungkin di ingatkan untuk selektif dalam memilih teman.

baca juga : Gubernur Jawa Barat Tak Gentar Hadapi Gugatan Panji Gumilang

4. Memberi kesibukan positif

Agar anak remaja terhindar dari pergaulan tidak baik, hal yang bisa untuk dilakukan adalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan positif.

Misalnya, aktif mengikuti ekstrakurikuler, tergabung dalam organisasi sekolah, kegiatan keagamaan, atau komunitas belajar yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan.

Dengan menyibukkan diri dalam hal-hal yang positif, tentunya akan membuat diri remaja tersebut terhindar dari perbuatan yang tidak baik, seperti pergaulan bebas.

5. Menerapkan aturan yang bijak dan tegas

Setiap rumah, sekolah, hingga lingkungan masyarakat harus mempunyai aturan bijak dan tegas dalam menindaklanjuti pergaulan bebas di kalangan remaja sesuai peraturan yang berlaku.

Apabila di rumah, orang tua mengetahui anaknya terjerumus pergaulan bebas bisa memberi sanksi tegas yang mendidik.

Misalnya, membatasi fasilitas atau kewajiban mengikuti kegiatan sosial, kemudian minta bantuan konselor atau psikolog agar remaja sadar dan mau memperbaiki perilakunya.

Di sekolah, murid yang terjerumus pergaulan bebas bisa di berikan sanksi dengan memanggil orang tua atau wali untuk memberikan peringatan.

Jika peringatan kurang memberi efek jera, sekolah bisa memberikan pendampingan psikologis, skorsing, atau mengembalikan murid kepada orang tuanya sebagai tanda di keluarkan dari sekolah.

Di masyarakat, remaja yang terlibat pergaulan bebas dapat ditindaklanjuti dengan melaporkan perilakunya ke pihak berwajib, melibatkan dinas sosial untuk memberikan konseling, hingga melibatkan tokoh agama dan warga untuk sama-sama memberi pengawasan.