esatu.id- Kamu mungkin pernah mendengar istilah “pekerja harian” di tempat kerja, bukan? Pandemi COVID-19 membuat istilah ini menjadi lebih populer, mendorong banyak bisnis untuk berkonsentrasi pada sistem kerja digital.
Sesuai namanya, daily worker merupakan pekerja harian. Pekerjaan ini sering di jadikan side job karena tidak terikat kontrak dengan perusahaan secara penuh dan mempunyai sistem kerja yang lebih fleksibel.
Namun karena memiliki fleksibilitas waktu, daily worker sering di anggap sama dengan freelancer. Untuk itu, buat kamu yang ingin mengetahui apa itu daily worker dan perbedaannya dengan freelancer, silakan simak penjelasannya berikut ini.
1. Pengertian daily worker
Daily worker atau di sebut sebagai pekerja harian adalah orang yang bekerja untuk organisasi atau perusahaan dengan volume pekerjaan yang bisa berubah-ubah. Mereka menerima upah berdasarkan pekerjaan yang di lakukan per hari.
Baca Juga: Sweater Tidak Bakal Kusam Lagi, Deh! Inilah 5 Tips Merawat Sweater agar Awet dan Tetap Terlihat Baru
Di samping itu, seorang daily worker juga tidak terikat kontrak atau memiliki status sebagai pekerja tetap. Biasanya, mereka bekerja untuk waktu atau event tertentu.
Meski bukan merupakan pegawai tetap, seorang daily worker mempunyai beberapa ketentuan, yakni tidak boleh di pekerjakan lebih dari tiga bulan, tidak boleh di pekerjakan lebih dari 20 hari kerja dalam sebulan, dan tidak terikat jam kerja yang berlaku di perusahaan.
Perusahaan harus membuat Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWTT) jika mereka mempekerjakan pekerja harian selama lebih dari tiga bulan. Ini juga berlaku untuk perusahaan yang mempekerjakan pekerja harian selama lebih dari 21 hari sebulan.
2. Pengertian freelancer
Seorang freelancer adalah pekerja lepas yang tidak terikat kontrak dengan perusahaan. Namun, mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan lebih dari satu perusahaan dan memiliki fleksibilitas untuk menyelesaikan berbagai proyek untuk klien yang berbeda.
Mereka juga di anggap sebagai pekerja independen karena dapat melakukan pekerjaannya dengan penuh waktu atau sebagai pekerjaan sampingan. Selain itu, seorang freelancer di tuntut untuk memiliki skill dan pengalaman yang mumpuni yang di buktikan dengan portofolio.
Ini karena mereka menjual keterampilan dan jasa mereka kepada klien; dengan kata lain, semakin banyak pengalaman dan keterampilan yang mereka miliki, semakin banyak perusahaan yang bekerja sama dengan mereka.
3. Perbedaan daily worker dan freelancer
Walaupun sekilas mirip, tapi daily worker berbeda dengan freelancer. Berikut perbedaannya yang perlu kamu ketahui:
- Tipe pekerjaan
Perbedaan pertama dapat di lihat dari jenis pekerjaan yang dia ambil. Seorang pekerja harian biasanya bekerja pada waktu tertentu, seperti ketika perusahaan mengadakan acara atau membutuhkan pekerja tambahan untuk acara tertentu, sementara freelancer adalah pekerja mandiri yang dapat bekerja kapan saja sesuai permintaan klien.
- Jam kerja
Daily worker bekerja dalam jangka waktu yang sudah di tentukan dan biasanya bersifat tetap. Misal, bekerja beberapa hari dalam seminggu atau beberapa minggu dalam sebulan. Sementara, freelancer lebih fleksibel karena tidak terikat oleh jam kerja dan tempat kerja. Akan tetapi, mereka harus mampu mengatur waktu sebaik mungkin agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline.
- Tugas yang di kerjakan
Dari segi tugas, daily worker berbeda dengan freelancer. Jika daily worker bekerja di bawah naungan atasan dan mengerjakan tugas-tugas yang telah di berikan oleh atasan, maka freelancer bertanggung jawab penuh atas tugas yang di dasarkan pada permintaan klien dan harus meneyelesaikan tugas tersebut sesuai target yang sudah di sepakati.
- Upah yang di dapat
Upah yang di dapat antara daily worker dan freelancer juga berbeda. Daily worker di bayar per hari berdasarkan kehadiran dan pekerjaan yang dia lakukan di hari itu. Upah yang di dapat pun bersifat tetap setiap harinya.
Sedangkan, freelancer mendapatkan upah yang tidak menentu. Hal ini tergantung dari berapa banyak dan besar proyek yang di selesaikan. Semakin besar proyek yang di pegang, maka semakin besar juga upah yang di dapat.
4. Jenis-jenis daily worker
Daily woker (pekerja harian) juga memiliki beberapa jenis. Berikut jenis-jenis daily worker yang sering di butuhkan oleh organisasi atau perusahaan:
- Petugas gudang
Ada banyak perusahaan yang mempekerjakan pekerja harian sebagai petugas gudang. Ini biasanya terjadi selama Hari Belanja Online Nasional, atau Harbolnas, yang biasanya memiliki banyak pesanan. Mulai dari menerima, menyortir, mendata, hingga mengatur barang keluar dan masuk gudang, mereka di tugaskan untuk memastikan proses logistik berjalan lancar.
- Kurir atau pengatar barang
Kurir atau pengantar barang juga termasuk dalam daily worker. Mereka akan bekerja ketika terjadi lonjakan pesanan. Banyak perusahaan pengiriman yang mengandalkan daily worker untuk posisi ini, sehingga mereka bisa memastikan semua paket dapat dikirim tepat waktu kepada pelanggan.
- Pekerja restoran
Daily worker yang di pekerjakan oleh restoran, biasanya di beri tanggung jawab untuk membantu pegawai tetap dalam menghadapi lonjakan pelanggan atau saat ada acara yang di adakan di restoran tersebut. Posisi daily worker ini juga cukup bervariasi, mulai dari penerima pesanan, pramusaji, hingga asisten di bagian dapur.
- Event Organizer (EO)
Salah satu pekerjaan harian yang paling di cari oleh banyak orang muda adalah event organizer (EO). Pekerja harian ini biasanya di butuhkan saat ada acara dalam jangka waktu tertentu, seperti konser, pernikahan, konferensi, atau acara lainnya. EO juga biasanya bekerja pada akhir pekan, sehingga tidak mengganggu rutinitas harian Anda dari Senin hingga Jumat.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan daily woker dan freelancer yang perlu kamu ketahui. Meskipun memiliki sistem kerja yang fleksibel, tapi keduanya mempunyai beberapa perbedaan, mulai dari tugas, jam kerja, hingga jenis pekerjaanya. Semoga artikel ini bisa menambah wawasanmu terkait daily worker dan freelancer.