Memasuki bulan ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri, pesanan kerupuk udang pada salah satu produsen di Kabupaten Brebes, orderannya mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari hari hari biasanya.
Di tengah-tengah sulitnya mendapat bahan baku pembuatan kerupuk udang, pelaku usaha sentra produksi kerupuk udang di Desa Kaligangsa Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, terus membuat dan memproduksi makanan yang berbahan baku tepung tapioka, udang dan telor bebek.
Wahyudin, selaku kepala produksi di pabrik kerupuk Muncul Jaya, mengatakan, kebutuhan akan pesanan kerupuk udang dibulan ramadhan ini terus meningkat. Untuk mencukupi pesanan dari daerah sendiri kerap kewalahan, terlebih ditambah dengan pesanan ke luar daerah di sekitar wilayah Jawa Tengah.
Baca Juga: Harga Beras Naik 5 Persen di Awal Ramadan
Wahyudin, menjelaskan, kalau harga tepung tapioka masih stabil, tetapi bahan yang susah di dapat adalah telor bebek karena bersaing dengan penjual martabak dan pengrajin telor asin dan harga relatif meningkat, tapi tidak membuat patah semangat untuk terus memproduksi kerupuk udang ini. Sebab, usaha memproduksi kerupuk udang ini sudah menjadi pekerjaan tetap untuk melayani konsumen yang sudah lama menjadi pelanggan tetap.
Meningkatnya pemesanan kerupuk udang ini selain dari wilayah lokal Brebes, Tegal, Pemalang, juga dari Solo, Magelang, Sragen, Purwodadi, sekitaran Jawa Tengah. Dari bulan biasa pengiriman sehari biasanya 3 ton, di bulan puasa ini meningkat menjadi 5 ton sekali kirim.
Produksi di pabrik Muncul Jaya, ada beberapa varian rasa, yaitu gondang, SKP atau Super Kecil Putih, Super Mini dan Super Unyil yang biasanya untuk hidangan prasmanan, dan yang paling mahal adalah Bara karena dihasilkan dari produksi yang terbaik. Harga dari yang paling murah mulai 20 ribu perkilogram, sampai yang paling mahal di bandrol dengan harga 35 ribu rupiah. Permintaan yang paling laris, jenis kancing dengan harga 25 ribu perkilogram.