eSatu.id,Cirebon- Ternyata benarkah penyakit kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan? Pertanyaan ini mungkin sering menghantui para penyintas kanker serviks.
Pasalnya, kanker serviks (leher rahim) berkaitan erat dengan sistem reproduksi wanita. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang risiko kanker serviks terhadap kesuburan, Anda dapat menyimak ulasan di bawah ini.
baca juga:Ternyat Sinar Hp Bisa Menyebabkan Kangker Otak Pada Otak Kita,Yuk Kurangi Sekarang Juga.
kangker serviks adalah penyakit yang di tandai dengan tumbuhnya sel-sel abnormal di dalam serviks atau leher rahim. Serviks sendiri merupakan sepertiga bagian bawah uterus yang terhubung dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.
Kondisi ini umumnya di sebabkan oleh infeksi virus HPV (Human papillomavirus) subtipe onkogenik, terutama subtipe 16 dan 18.
Kanker serviks dapat di tangani dengan berbagai prosedur medis, mulai dari operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Namun, terdapat beberapa orang yang berasumsi bahwa pengobatan kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan. Lantas, apakah hal tersebut benar?
Asumsi mengenai pengobatan kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak 100% salah.
Kemandulan atau infertilitas memang menjadi salah satu efek samping pengobatan kanker serviks, namun tidak semua jenis pengobatan kanker dapat mengakibatkan kemandulan.
Pengobatan Kanker Serviks yang Berisiko terhadap Kesuburan Wanita
1.Operasi
Salah satu pengobatan yang umum di lakukan untuk menangani kanker serviks adalah operasi atau prosedur pembedahan.
Terdapat beberapa macam operasi yang biasanya di gunakan dokter dalam menangani penyakit ini, di antaranya adalah konisasi, trakelektomi simpel dan radikal, serta histerektomi.
Konisasi (conization) atau cone biopsy (biopsi kerucut) merupakan prosedur di mana dokter akan mengangkat bagian dari serviks yang terkena kanker. Bagian yang di ambil ini berbentuk kerucut yang terdiri dari sel yang terkena kanker dan sel sehat.
Prosedur ini hanya mungkin di lakukan jika kanker masih berada pada stadium awal dan hanya menyerang sedikit dari bagian serviks. Kehamilan mungkin masih dapat di rencanakan pada 6–12 bulan setelah prosedur.
Sementara itu, trakelektomi simpel adalah prosedur yang juga dapat di lakukan saat kanker masih berada di stadium awal.
Jaringan yang di angkat pada operasi ini lebih banyak dari pada konisasi. Di sisi lain, trakelektomi radikal adalah operasi yang melibatkan pengangkatan serviks, bagian atas vagina, serta kelenjar getah bening di area panggul.
Pada prosedur ini, dokter tidak mengangkat rahim, sehingga pasien masih memiliki kemungkinan untuk hamil. Namun, karena serviks dan bagian atas vagina ikut di angkat pada operasi ini, bayi hanya dapat di lahirkan melalui operasi sesar (caesarean section).
Meski banyak pasien yang sudah berhasil melahirkan bayinya setelah prosedur trakelektomi radikal ini, risiko keguguran atau bayi lahir prematur juga tinggi. Sekarang ini, operasi trakelektomi dapat di lakukan dengan menggunakan metode laparoskopi.
Adapun histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim. Pada kanker serviks atau kanker leher rahim, histerektomi kadang perlu di lakukan terutama jika kanker sudah berada di stadium lanjut.
Dalam operasi tersebut, selain serviks yang di angkat, jaringan sekitar serviks termasuk uterus (rahim) juga seringkali perlu ikut di angkat.
Beberapa jenis operasi histerektomi yang di lakukan sebagai terapi kanker serviks adalah sebagai berikut:
Histerektomi total: Operasi pengangkatan rahim dan serviks (leher rahim). Prosedur inilah yang paling sering di lakukan untuk mengatasi kanker serviks, terutama yang sudah berada di stadium lanjut.
Operasi dapat di lakukan melalui sayatan di bagian atas vagina (vaginal hysterectomy), sayatan besar (total abdominal hysterectomy), maupun sayatan kecil (total laparoscopic hysterectomy) di perut.
Histerektomi radikal: Operasi pengangkatan rahim beserta jaringan di sekitarnya, yaitu serviks, bagian dari vagina, ovarium, tuba falopi, ligamen, jaringan, dan dan kelenjar getah bening.
Histerektomi radikal modifikasi (Modified radical hysterectomy): Yaitu mengangkat organ-organ dan jaringan yang sama seperti histerektomi radikal namun jumlah jaringan dan organ yang di angkat lebih sedikit.
Karena melibatkan pengangkatan rahim yang merupakan tempat berkembangnya janin, maka setelah menjalani histerektomi, wanita tidak bisa hamil. Bahkan, prosedur ini juga berisiko menyebabkan menopause dini.
Itu dia beberapa langkah yang biasanya dokter lakukan saat seseorang memiliki penyakit kangker serviks,dokter akan melakukan tindakan operasi.