esatu.id- Masyarakat dapat melakukan banyak hal dengan teknologi kecerdasan buatan baru, seperti AI. Chat GPT, misalnya, adalah produk OpenAI yang memungkinkan orang untuk menyelesaikan banyak tugas dengan sekali ketik. Lantas, mengapa teknologi kecerdasan buatan harus di gunakan dengan hati-hati?
Banyak orang berpikir bahwa teknologi AI akan segera menggantikan tenaga manusia. Karena itu, penemuan teknologi AI memiliki dampak positif dan negatif, tergantung pada tujuan penggunaannya.
Salah satu alasan mengapa teknologi AI harus digunakan secara bijaksana adalah agar penemuan ini tidak berpotensi menjadi ancaman bagi manusia di dunia nyata. Selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini hingga akhir, yuk.
Sejarah Awal Penemuan AI
AI adalah sistem kecerdasan buatan yang di buat dalam perangkat lunak atau perangkat keras komputer untuk menyelesaikan tugas yang mirip dengan kecerdasan manusia. Ini pertama kali muncul saat perkembangan komputer digital di mulai pada tahun 1940-an.
Sebelumnya, kecerdasan buatan hanya dapat di delegasikan kepada manusia, namun, para ilmuan seperti John McCarthy, Marvin Minsky, Allen Newell, dan Herbert A. Simon mengembangkan kecerdasan buatan sebagai bidang ilmu mandiri pada tahun 1956.
Saat ini, kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk melakukan tugasnya secara kompleks. Berbagai inventor telah mengembangkan kecerdasan buatan sebagai bidang ilmu dan teknologi, seperti:
- Yann LeCun, ahli komputer vision dan algoritma Convolutional Neural Network (CNN).
- Yoshua Bengio, pelopor deep learning dan model neural network untuk pemrosesan bahasa alami.
- Geoffrey Hinton, spesialis dalam bidang jaringan saraf tiruan (neural networks) dan deep learning.
Mengapa Teknologi AI Harus Digunakan dengan Bijaksana?
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa teknologi AI harus digunakan dengan bijaksana, di lansir dari berbagai sumber, antara lain yaitu:
1. AI dapat berdampak positif dan negatif
Munculnya AI dapat berdampak baik atau buruk tergantung pada tujuan pengguna. Dalam diskusi internasional, AI bahkan di sebut sebagai pedang bermata dua.
Misalnya, AI dapat di gunakan dengan cara yang bermanfaat untuk membantu berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah dalam bidang pendidikan, di mana AI dapat berfungsi sebagai teman atau pendamping dalam proses belajar mengajar.
Namun, jika tidak di kendalikan, teknologi AI dapat berbahaya bagi keselamatan dan peradaban manusia. Salah satu bahaya yang paling dekat adalah misinformasi atau hoaks, karena AI masih di anggap halus dalam hal penyaringan dan penyebaran informasi, yang dapat menyebabkan penyebaran misinformasi.
2. Kinerja AI bergantung pada data
Alasan lain mengapa AI harus digunakan dengan hati-hati adalah karena AI sangat bergantung pada data yang di gunakan untuk menguji dan melatih modelnya. Jika AI memproses hasil tanpa dukungan data yang baik, AI dapat membuat keputusan yang salah atau bias, hingga memprediksi sesuatu secara tidak akurat atau bahkan halusinatif.
3. Kesenjangan data berbasis waktu
ChatGPT adalah salah satu produk chatbot berbasis AI yang sangat di kenal yang membantu dalam aktivitas publik. Menggunakan data dari banyak sumber di internet, seperti blog, artikel, situs web, buku lintas teritori, dan dokumen lainnya.
ChatGPT memiliki kelemahannya tersendiri, meskipun menggunakan teknik deep learning untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan jawaban berdasarkan data terkini dan akurat. Misalnya, model teknologi AI ini memiliki kesenjangan data berbasis waktu, sehingga apabila penggunanya menanyakan pertanyaan aktual di luar database dari waktu yang tersedia, ia dapat memberikan jawaban atau fakta yang tidak masuk akal.
4. Teknologi AI di rancang untuk meniru dan membantu bukan menggantikan
Sebagai perangkat lunak cerdas atau robot, sistem AI memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak seperti manusia. Oleh karena itu, menggunakan AI untuk menggantikan tenaga manusia tanpa pengawasan langsung tidak akan menjadi keputusan yang bijak.
Menurut “History of Artificial Intelligence” Council of Europe 2023, AI adalah ilmu baru yang terdiri dari teori dan teknik yang lahir sekitar 60 tahun lalu. Ini termasuk neurobiologi komputasi, logika matematika, probabilitas, statistik, dan ilmu komputer, yang bertujuan untuk meniru kemampuan kognitif manusia daripada menggantikannya.
Ini adalah penjelasan tentang alasan mengapa teknologi kecerdasan buatan harus di gunakan dengan hati-hati. Di dasarkan pada informasi di atas, dapat di simpulkan bahwa teknologi A adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membuat produk kecerdasan buatan dan memiliki kemampuan untuk memberikan dampak positif atau negatif pada manusia dan ekosistem di sekitarnya.
Sebagai pengguna teknologi AI, baik itu produk maupun platform chatbot berbasis AI, sangat penting bagi masyarakat untuk berhati-hati saat menggunakan hasil AI. Mereka harus berhati-hati saat menggunakannya langsung tanpa pengawasan atau membandingkannya dengan sumber lain sebelumnya. Gunakan jawaban dan solusi yang diberikan AI dengan hati-hati, terutama jika di gunakan untuk tujuan keselamatan, keamanan, dan kesehatan manusia.