Tidak adanya hujan dalam sebulan terakhir, berdampak pada telatnya musim tanam padi di Kabupaten Cirebon. Lebih dari 200 hektare sawah yang dalam kondisi mengering, tak bisa digarap petani karena tak teraliri air akibat mengeringnya irigasi.
Ratusan areal pertanian di Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, mengalami keterlambatan masa tanam. Mulai sulitnya suplai dan ketersediaan air, berdampak pada mundurnya progres masa tanam kedua.
Sejak satu bulan terakhir, sawah yang dipanen pada awal Mei kemarin, dibiarkan mengering tanpa tersentuh garapan petani. Bahkan, di beberapa titik persawahan seluas 210 hektar ini, kondisi tanah sudah mulai tandus dan retak-retak.
Petani mengaku sangat kesulitan air, setelah tidak adanya hujan sejak Mei lalu. Akhir Juni yang seharusnya sudah mulai masuk tanam, terpaksa harus mundur dan diketahui kapan akan mulai menggarap sawah dan melaksanakan produksi pangan. Kondisi ini juga diperparah oleh terbatasnya kiriman air dari wilayah hulu dan berimbas pada area sawah yang tak kunjung basah teraliri air.
Sementara, untuk mengairi persawahan, pemerintah desa bersama petani mengandalkan sembilan pompa yang tersebar di aliran sungai. Pompa yang bekerja selama 24 jam ini, digunakan untuk memompa air dari kiriman di wilayah hulu yang saat ini dibatasi debitnya. Bahkan, kiriman air yang datang beberapa hari sekali tersebut dirasa tak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air pertanian 200 hektar sawah di desa ini.
Dari sembilan pompa yang dioperasikan, baru mampu mengairi sekitar 50 hektar area pertanian. Dan dinilai masih belum cukup untuk langsung dilakukan penggarapan dan tanam padi. Pemerintah Desa Suranenggala Kidul dan petani berharap, kiriman air dari Majalengka dapat dilakukan lebih lama untuk mempercepat proses tanam.