Mari Cari Tahu Apa yang Dimaksud Dengan Layer 1 dan Layer 2 di Blockchain?

ilustrasi teknologi Bitcoin (freepik.com)

esatu.id- Dalam dunia kripto, istilah “layer 1” dan “layer 2” adalah istilah yang sering di gunakan. Namun, tidak semua orang memahaminya secara menyeluruh. Konsep “layer” memainkan peran penting dalam pengembangan dan operasional teknologi blockchain. Blockchain terdiri dari banyak lapisan, seperti sebuah bangunan.

Sangat penting untuk memahami perbedaan Layer 1 dan Layer 2 dalam blockchain karena ini membantu Anda memahami bagaimana blockchain dapat berkembang dan mengatasi tantangan skalabilitas. Mengetahui perbedaan ini akan membuka jalan bagi inovasi dan penggunaan besar teknologi blockchain di masa depan. Oleh karena itu, lanjutkan membaca artikel ini!

1. Layer 1: Fondasi blockchain

Dalam blockchain, “layer 1” mengacu pada jaringan utama yang membentuk dasar teknologi blockchain. Bitcoin dan Ethereum adalah contoh paling terkenal dari Lapisan Satu, yang bertanggung jawab atas keamanan, konsensus, dan integritas data di seluruh jaringan. Pada tingkat pertama, setiap transaksi di catat secara konsisten dalam blok-blok, yang kemudian di tambahkan ke rantai blok, atau blockchain. Untuk memastikan bahwa semua node dalam jaringan mencapai kesepakatan tentang status terbaru blockchain, proses ini menggunakan mekanisme konsensus seperti Proof of Work (PoW) atau Proof of Stake (PoS).

Layer 1 memiliki banyak keunggulan, terutama dalam hal skalabilitas, tetapi juga memiliki keterbatasan, seperti tingkat keamanan yang tinggi dan desentralisasi yang kuat. Ketika jumlah transaksi meningkat, proses ini dapat menjadi lambat dan mahal karena semua node dalam jaringan harus memvalidasi setiap transaksi. Ini adalah masalah yang di kenal sebagai skalabilitas blockchain.

2. Layer 2: Solusi skalabilitas

Solusi Layer 2 di bangun di atas Layer 1 untuk mengatasi masalah skalabilitas dan meningkatkan kinerja jaringan blockchain. Layer 2 memungkinkan transaksi di proses di luar rantai utama, atau off-chain, dan kemudian mengirimkan hasilnya kembali ke Layer 1. Lightning Network pada Bitcoin dan Plasma pada Ethereum adalah contoh terkenal dari Layer 2. Lightning Network memungkinkan transaksi mikro di lakukan dengan cepat dan dengan biaya rendah, sementara Plasma memungkinkan pembubuhan pembubuhan pembubuhan pembubuhan pembu

Layer 2 memberi jaringan blockchain kemampuan untuk menangani lebih banyak transaksi per detik (TPS) tanpa mengganggu rantai utama. Karena adopsi blockchain semakin meningkat, terutama karena jumlah pengguna yang terlibat dalam ekosistem kripto, jaringan Layer 2 menjadi sangat penting. Tanpa solusi ini, jaringan Layer 1 dapat menjadi terlalu padat, yang menyebabkan transaksi tertunda dan biaya yang tinggi. Karena itu, Layer 2 memungkinkan adopsi teknologi blockchain yang lebih luas dan efisien karena menawarkan solusi yang seimbang antara skalabilitas dan keamanan.

Baca Juga: Ideal Buat Multitasking: Inilah 5 Pilihan Laptop Dell Core i7 Terbaik 2024 dengan Kinerja Tinggi

3. Perbedaan antara Layer 1 dan Layer 2

Layer 1 dan Layer 2 berbeda dalam hal transaksi dan skalabilitas. Layer 1, jaringan utama, memproses semua transaksi secara langsung di dalam blockchain, yang berarti setiap transaksi harus di validasi oleh semua node dalam jaringan. Ini memberikan tingkat keamanan dan desentralisasi yang tinggi, tetapi juga menyebabkan keterbatasan dalam hal kecepatan dan biaya transaksi. Sebaliknya, Layer 2 memproses transaksi di luar rantai utama, atau off-chain, dan hanya mengirimkan hasil akhir kembali ke Layer 1.

Selain itu, Lapisan 1 dan Lapisan 2 melihat inovasi dan pengembangan dengan cara yang berbeda. Lapisan 1 biasanya memerlukan perubahan signifikan pada protokol dasar untuk meningkatkan kinerja, yang dapat memakan waktu yang lama dan sulit untuk mencapai kesepakatan umum. Sebaliknya, Lapisan 2 dapat di gunakan sebagai solusi tambahan tanpa mengubah protokol dasar Lapisan 1, yang memungkinkan inovasi yang lebih cepat dan fleksibel.

4. Apakah Layer 3 ada?

Konsep Layer 3 blockchain masih dalam tahap pengembangan dan eksplorasi. Tujuan dari Layer 3 adalah untuk menyediakan aplikasi dan layanan yang akan berjalan di atas Layer 2, seperti yang di lakukan oleh aplikasi web di atas protokol internet. Layer 3 dapat mencakup berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps), protokol interoperabilitas, dan layanan tambahan yang memanfaatkan infrastruktur yang di sediakan oleh Layer 1 dan Layer 2. Dengan adanya Layer 3, pengguna dapat lebih mudah mengakses berbagai layanan blockchain.

Selain itu, Layer 3 memungkinkan inovasi lebih lanjut dalam ekosistem blockchain. Misalnya, protokol interoperabilitas pada Layer 3 memungkinkan transaksi dan komunikasi lintas blockchain yang lebih lancar, yang memperluas potensi penggunaan teknologi blockchain di berbagai industri. Layer 3 juga dapat mendukung pengembangan aplikasi yang lebih kompleks dan kaya fitur, seperti platform desentralisasi keuangan (Decentralized Finance), NFT (Non-Fungible Tokens), dan beragam jenis token yang tidak dapat di gunakan.

Memahami konsep Lapisan 1 dan Lapisan 2 blockchain akan membantu Anda memahami bagaimana teknologi ini terus berkembang untuk mengatasi masalah saat ini. Kamu bisa lebih bijak dalam berinvestasi, menggunakan teknologi blockchain, dan mendukung inovasi yang dapat membawa manfaat besar bagi berbagai industri setelah memahami konsep ini. Tidak hanya pengembang dan investor yang membutuhkan pengetahuan ini, tetapi juga siapa pun yang tertarik pada masa depan teknologi dan bagaimana ia dapat mengubah cara kita berinteraksi dan bertransaksi secara digital.