Budidayan Petani Dengan Pemanpatan Potensi Kacang Kedelai Di Sektor Pertania Sampai Sektro Pangan Yang Bisa Menambah Devisa Keuangan Negara !

Budidayan Petani Dengan Pemanpatan Potensi Kacang Kedelai Di Sektor Pertania Sampai Sektro Pangan Yang Bisa Menambah Devisa Keuangan Negara !
Budidayan Petani Dengan Pemanpatan Potensi Kacang Kedelai Di Sektor Pertania Sampai Sektro Pangan Yang Bisa Menambah Devisa Keuangan Negara !/gambar diambil dari lintaspolitik.com

eSatu.id,Cirebon-Potensi kacang kedelai itu sangat banyak akan tetapi menggali lagi potensi dari kacang kedelai jauh lebih

penting,karena bisa mengubah ekonomi suatu daerah sampai negara terutama di sektor pertanian sampai pangan.

Untuk Itu menurut Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yudhistira Nugraha mengatakan, guna

memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap komoditi kedelai, pemerintah mengupayakan dengan mengimpor.

Namun hal ini berdampak pada penggunaan devisi yang cukup besar sehingga perlu di carikan solusi yang tepat.

“Beban devisa negara kita karena impor kedelai cukup banyak, sehingga perlu di cari alternatif untuk menggantikan komoditas ini.

Banyak potensi yang bisa di kembangkan dari komoditas aneka kacang selain kedelai, seperti kacang hijau, kacang arab, kacang koro, kacang buncis, dan lainnya.

baca juga;Klasifikasi Dan Proses Pertumbuhan Kacang Kedelai,Yang Kaya Akan Manfaat Yang Wajib Kalian Tahu !

Aneka kacang tersebut belum banyak dieksplorasi dari sisi potensi. Hal ini menjadi peluang bagi para periset, baik dari BRIN maupun

dari lembaga lainnya untuk mengkaji potensi pengembangannya,” demikian di sampaikan Yudhistira Nugraha Kepala Pusat Riset

Tanaman Pangan, dalam sambutannya di Webinar Pusat Riset Tanaman Pangan TerasTP#12, Kamis (9/11) secara virtual.

“Pada kesempatan ini kita membahas potensi dari aneka kacang local tersebut selain untuk bahan produk non kedelai seperti tahu, tempe, kecap dan upaya untuk mendiversifikasikan keanekaragaman pangan.

Karena nutrisi yang ada di dalam aneka kacang tersebut sangat berbeda,” ujar Yudhistira

Ia pun mengatakan, topik ini selaras dengan yang sedang di kerjakan ORPP, yakni kerjasama dengan Osaka University terkait di

versifikasi pangan.

Salah satu tema yang akan di gali dalam riset kerjasama tersebut adalah pemanfaatan kacang lokal untuk produksi tempe.

“Ke depannya, kita juga bisa kerja sama dengan Omah Tahu ibu Subiyati atau Universitas Sebelas Maret. Teras TP kali ini juga

membahas potensi topik riset yang bisa di lakukan dari sisi pengembangan ke arah industri,” pungkas Yudhistira menutup sambutannya.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Tanaman Pangan ORPP  Didik Harnowo menyampaikan “Potensi dan Prospek Pengembangan Tanaman

Aneka Kacang sebagai Bahan Baku Industri”,

Keragaman tanaman aneka kacang lokal (AKL) di Indonesia yang merupakan sumberdaya genetik (biodiversitas) tanaman pangan

penting bagi masyarakat.

Isu adanya krisis pangan sudah mengemuka sejak beberapa tahun lalu, bukan saja di Indonesia tetapi di negara lain.

AKL merupakan pangan fungsional, akan menjadi sumber pangan penting bagi masyarakat di masa depan.

Didik mengatakan, di Indonesia jenis tanaman AKL cukup banyak, sudah di budidayakan sejak lama meskipun tidak intensif namun sudah tersebar di berbagai wilayah.

Tanaman ALmasih di nilai sebagai neglected crops serta belum ada data produksi secara lengkap.

Lebih lanjut Didik menjelaskan ciri umum dan keunggulan tanaman AKL yaitu relatif tahan kekeringan, kebutuhan input (utamanya pupuk) rendah.

Belum banyak hama/penyakit menyerang, budidaya relatif mudah, benih bersifat ortodok, kandungan protein cukup tinggi.

Pemanfaatannya hingga kini masih terbatas, sebagai bahan substitusi kedelai untuk tempe, berpotensi sebagai bahan baku industri non pangan.

Selain itu, kandungan indeks glikemik umumnya rendah dengan kandungan serat tinggi serta sumber antioksidan.

“Indeks glikemik adalah indek numerik untuk menunjukkan klasifikasi makanan sumber karbohidrat berdasarkan seberapa lambat atau

cepat makanan tersebut dicerna dan meningkatkan kadar gula darah,” tutur Didik

Kata Didik, manfaat makanan dengan indeks glikemik rendah membantu menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah,

menurunkan kadar kolesterol total, meningkatkan manajemen di abetes dengan mendukung kadar gula darah stabil, menurunkan risiko

diabetes, penyakit jantung, dan pembuluh darah.

Menurut Didik perlu strategi pengembangan AKL, dimana Pemerintah Pusat perlu memposisikan AKL sebagai komoditas bahan pangan

strategis, melakukan optimalisasi pemanfaatan lahan dan budidaya tanaman AKL.

Membiasakan mengonsumsi pangan berbasis AKL, pengembangan produksi, industri, dan konsumsi AKL, penciptaan pasar pangan AKL

di tingkat wilayah maupun nasional, serta pengembangan teknologi pengolahan AKL untuk pangan dan non pangan.

“Untuk mendukung pengembangan AKL yang perlu di lakukan riset terkait perakitan varietas unggul baru komoditas AKL, riset dan

pengembangan produk pangan olahan AKL, serta produk-produk non pangan, pengembangan budidaya komoditas AKL sesuai potensi wilayah.

Sosialisasi secara masif terkait manfaat/kegunaan AKL untuk pangan dan non-pangan/kesehatan, mendorong Pemerintah Daerah untuk

lebih peduli dalam pengembangan AKL, baik ‘on farm’ maupun ‘off farm’,” ungkap Didik.

Webinar ini juga mengundang Subiyati, Pelaku Usaha Tahu Ungaran (Omah Tahu Sehat Asri Serasi), dengan materi “Kendala

Penyediaan dan Pemanfaatan Aneka Kacang sebagai Bahan Baku Industri”.

Pada kesempatan ini Subiyati mengungkapkan kedelai lokal memiliki rasa dan tekstur yang lebih enak di bandingkan dengan kedelai impor.

Namun stok kedelai lokal tidak mencukupi bahkan kadang-kadang tidak ada. Untuk mengantisipasi kekosongan kedelai lokal pelaku

usaha tempe dan tahu menggunakan kedelai impor. Namun kendalanya adalah harga yang tinggi.

Selanjutnya narasumber ketiga Setyaningrum Ariviani, dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret, dengan materi “Inovasi Teknologi Pemanfaatan Tanaman Aneka Kacang sebagai Bahan Baku Industri”.

Setyaningrum menuturkan, Inovasi teknologi untuk meningkatkan pemanfaatan aneka kacang dalam industri pangan dapat di lakukan

secara on-farm.

Dengan menggunakan bioteknologi untuk menghasilkan tanaman aneka kacang dengan protein lebih tinggi, RS (pati resisten),

DF (serat pangan), senyawa bioaktif dan menurunkan intensitas rasa langu dari kacang.

Selain itu, upaya secara off- farm juga dapat di laksanakan dengan mengurangi senyawa antinutrisi dan rasa langu, meningkatkan

kualitas nutrisi dan senyawa bioaktif biji aneka kacang.

Menghasilkan tepung aneka kacang dengan meningkatkan sifat fungsional, sifat pasta, dan sifat termal, menghasilkan isolat protein

atau peptida bioaktif serta pemanfaatan hasil samping aneka kacang yaitu ekstraksi dan pembuatan tepung.

itu dia sedikit informasi yang wajib kita tahu bahwa ternyata kacang kedelai merupakan devisa negara yang cukup besar,karena cukup

Besar makan dari itu kita harus selalu membudidayakan kacang kedelai ini dengan memproduksi olahan dari kacang kedelai,selain bisa menambah devisa negara tetapi juga petani di indonesi akan makmur juga,untuk itu salam membaca.