esatu.id – Ketika membahas kisah-kisah sahabat Nabi Muhammad SAW, salah satu yang sering kali terlupakan adalah kisah seorang sahabat yang namanya mungkin tidak sepopuler Abu Bakar, Umar, atau Ali, namun peranannya dalam menyebarkan dan mengamalkan ajaran Islam tak kalah pentingnya. Dia adalah Ashim bin Tsabit, seorang sahabat yang penuh dedikasi dan cinta kepada Rasulullah SAW serta agama Islam.
Baca juga : Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW Arahah bin Aus, Jago Strategi Perang dan Penasihat Rasulullah
Latar Belakang
Ashim bin Tsabit lahir di kota Yathrib (Madinah) pada masa pra-Islam. Beliau termasuk di antara generasi awal yang memeluk Islam dan mengikuti Nabi Muhammad SAW sejak awal dakwah beliau di kota Madinah. Ashim adalah salah satu dari sahabat yang terkenal dengan kecintaannya pada ilmu pengetahuan dan sastra Arab.
Kehidupan Bersama Nabi
Sejak masuk Islam, Ashim bin Tsabit menjadi salah satu orang yang paling aktif dalam mendukung dakwah Rasulullah. Beliau sering kali menghadiri majelis-majelis ilmiah yang di selenggarakan oleh Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Kehadirannya dalam majelis-majelis tersebut menunjukkan betapa besar minatnya terhadap pengetahuan dan keinginannya untuk mendalami ajaran Islam.
Selain itu, Ashim bin Tsabit juga di kenal sebagai seorang yang mahir dalam bidang sastra Arab. Keterampilannya dalam bahasa Arab membuatnya menjadi salah satu sahabat yang di pilih oleh Rasulullah SAW untuk menjaga dan menulis wahyu yang di turunkan kepada beliau. Beliau menjadi salah satu penulis al-Qur’an di masa Nabi.
Peran dalam Perang dan Diplomasi
Tidak hanya sebagai penulis wahyu, Ashim bin Tsabit juga terlibat dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Madinah pada masa itu. Salah satu peran pentingnya adalah dalam bidang diplomasi dan perang. Beliau turut serta dalam berbagai pertempuran yang di pimpin oleh Nabi Muhammad SAW untuk membela dan memperluas wilayah Islam.
Keahliannya dalam diplomasi juga sangat dihargai. Ashim bin Tsabit sering kali di utus oleh Nabi Muhammad SAW untuk berunding dengan suku-suku Arab di sekitar Madinah maupun dengan utusan dari suku-suku tersebut. Kemampuannya dalam berbicara dan bernegosiasi membuatnya menjadi aset berharga dalam menjaga hubungan baik antara umat Islam dengan suku-suku lainnya.
Baca juga : Kisah Sahabat Nabi As’ad bin Zurarah, Sang Pemimpin Kaum Anshar
Pengabdian Setelah Wafatnya Nabi
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Ashim bin Tsabit tetap aktif dalam memperjuangkan Islam dan menyebarkan ajaran yang telah di tinggalkan oleh Rasulullah. Beliau terus berperan dalam mempertahankan keutuhan Al-Qur’an serta mengajarkan pemahaman Islam kepada generasi penerus.
Salah satu kontribusi besar Ashim bin Tsabit setelah wafatnya Nabi adalah dalam proses pengumpulan Al-Qur’an. Beliau merupakan salah satu anggota komite yang di pimpin oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan dan menyusun kembali teks-teks Al-Qur’an yang tersebar dalam berbagai bentuk. Keahliannya dalam menghafal dan menulis wahyu membuatnya menjadi aset berharga dalam proses tersebut.
Kesetiaan dan Kepribadian
Kisahnya juga menggambarkan kesetiaannya yang tiada tara kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu siap sedia untuk mengorbankan dirinya demi melindungi dan membantu Rasulullah dalam setiap kesempatan. Kepribadiannya yang tawadhu’ dan penuh kasih sayang membuatnya di cintai oleh Rasulullah serta sahabat-sahabat lainnya.
Peninggalan dan Pelajaran
Meskipun mungkin namanya tidak sepopuler sahabat-sahabat lainnya, namun kisah Ashim bin Tsabit memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam. Keahliannya dalam bidang sastra Arab mengingatkan kita akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam memahami dan menyebarkan ajaran agama. Kesetiaannya kepada Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan kita tentang pentingnya kesetiaan dan dedikasi dalam beragama.
Kisah Ashim bin Tsabit adalah salah satu dari banyak kisah inspiratif para sahabat Nabi Muhammad SAW yang patut untuk di pelajari dan di kenang oleh umat Islam. Semoga kisah beliau memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita untuk menjadi hamba yang taat dan berbakti kepada Allah SWT serta mengikuti jejak langkah para sahabat dalam menegakkan agama Islam.