Kisah Hans Geiger, Penemu Alat Penghitung Partikel dan Geiger-Muller Counter

Hans Geiger/Simple Wikipedia
Hans Geiger/Simple Wikipedia

esatu.id – Hans Wilhelm Geiger, seorang fisikawan Jerman, lahir pada 30 September 1882, di Neustadt an der Haardt, Kekaisaran Jerman. Ia di kenal sebagai penemu Geiger-Muller counter, sebuah alat pengukur partikel radioaktif yang telah memiliki dampak besar dalam penelitian fisika nuklir dan radiologi.

Pendidikan Geiger di bidang fisika di mulai di Universitas Erlangen dan di lanjutkan di Universitas München dan Universitas Manchester di bawah bimbingan ilmuwan ternama, Ernest Rutherford.

Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya pada tahun 1906, Geiger terlibat dalam berbagai proyek penelitian di berbagai institusi ilmiah.

Pada tahun 1928, Geiger bekerja sama dengan rekannya, Walther Muller, untuk mengembangkan sebuah alat pengukur radiasi yang di kenal sebagai Geiger-Muller counter atau GM counter.

Baca juga : Kisah Gottlieb Daimler, Visioner Otomotif dan Penemu Mesin Bakar

Alat ini adalah perangkat deteksi partikel radioaktif yang menjadi sangat penting dalam penelitian fisika nuklir dan pengukuran radiasi. Prinsip dasar Geiger-Muller counter adalah deteksi ionisasi yang di hasilkan oleh partikel radioaktif yang melewati tabung gas di dalamnya.

Ketika partikel radioaktif memasuki tabung gas, ia menghasilkan ion positif dan negatif, menciptakan pulsa listrik yang dapat di ukur. Alat ini dapat mendeteksi berbagai jenis partikel, termasuk partikel alfa, beta, dan gamma.

Kisah Hans Geiger

Keunggulan utama dari Geiger-Muller counter adalah sensitivitasnya yang tinggi terhadap radiasi rendah. Alat ini memiliki berbagai aplikasi, termasuk di bidang ilmu pengetahuan nuklir, pengujian radiasi lingkungan, dan pengukuran dosis radiasi di bidang medis.

Pada saat penemuan ini, radiasi dan partikel radioaktif menjadi fokus penelitian intensif, dan Geiger-Muller counter memainkan peran kunci dalam eksplorasi dan pemahaman fenomena ini.

Prestasi Geiger di akui dengan di anugerahi berbagai penghargaan dan kehormatan. Ia menjadi profesor di Universitas Kiel dan kemudian di Universitas Tübingen.

Baca juga : Kisah George Eastman, Visioner Fotografi dan Penemu Kamera Portabel

Namun, keberhasilannya dalam ilmu pengetahuan tidak lepas dari kontroversi terkait dukungannya terhadap rezim Nazi pada tahun 1930-an.

Hans Geiger wafat pada 24 September 1945, tetapi warisannya terus hidup melalui kontribusinya pada bidang fisika nuklir dan alat pengukur radiasi.

Geiger-Muller counter, yang terus di gunakan dan di kembangkan hingga hari ini, tetap menjadi alat yang sangat penting dalam pemahaman dan perlindungan terhadap radiasi di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan industri.