Kisah Al Abbas bin Abdul Muthalib, Sahabat Mulia Nabi Muhammad

Al Abbas bin Abdul Muthalib/Jernih.co
Al Abbas bin Abdul Muthalib/Jernih.co

esatu.id – Ketika kita berbicara tentang Sahabat Nabi Muhammad SAW, namun sering kali hanya beberapa nama yang mencuat dalam benak kita. Namun, di antara mereka terdapat sosok yang mungkin kurang di kenal luas namun memiliki peran penting dalam sejarah Islam, yaitu Al Abbas bin Abdul Muthalib. Kisah sahabat mulia ini, saudara kandung Nabi Muhammad, menggambarkan keteguhan iman, keberanian, dan dedikasi yang luar biasa.

Baca juga : Kisah Abdullah bin Mas’ud, Sahabat Setia Nabi Muhammad yang Penuh Dedikasi

Latar Belakang Keluarga

Al Abbas lahir di Mekah pada tahun ke-3 sebelum kenabian Nabi Muhammad SAW. Ia adalah saudara kandung dari Nabi Muhammad, karena keduanya memiliki ayah yang sama, yaitu Abdul Muthalib. Dalam keluarga Quraisy yang terpandang ini, Al Abbas tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan bijaksana.

Penerimaan Islam oleh Al Abbas

Al Abbas bukanlah orang yang langsung memeluk Islam saat dakwah pertama kali di umumkan oleh Nabi Muhammad. Namun, ketika Nabi mulai menyebarkan ajaran Islam secara terang-terangan, Al Abbas mendengarkan dengan seksama dan hatinya terbuka terhadap kebenaran. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam.

Keputusan Al Abbas untuk memeluk Islam tidak datang tanpa tantangan. Keluarganya, seperti kebanyakan keluarga Quraisy saat itu, keras dalam menjaga tradisi dan keyakinan mereka. Namun, Al Abbas bersikeras untuk mengikuti jalan kebenaran, meskipun itu berarti menghadapi penolakan dan bahkan ancaman.

Peran Al Abbas dalam Peristiwa Hijrah

Salah satu momen paling terkenal yang melibatkan Al Abbas adalah peristiwa Hijrah, ketika Nabi Muhammad dan para sahabatnya meninggalkan Mekah untuk menuju Madinah. Al Abbas memiliki peran kunci dalam memastikan keselamatan dan keberhasilan Hijrah ini.

Ketika musuh mengetahui rencana Nabi Muhammad untuk hijrah, mereka berusaha menggagalkannya dan mengejar beliau. Al Abbas, yang saat itu belum memeluk Islam, berdiri di antara pasukan musuh dan berbicara dengan mereka dengan bijaksana. Ia menyampaikan pesan bahwa mereka hanya ingin membawa pulang harta mereka yang telah di pinjamkan kepada Nabi Muhammad, bukan untuk berperang. Melalui di plomasi Al Abbas, Hijrah dapat di laksanakan tanpa pertumpahan darah.

Kesetiaan Al Abbas di Medan Perang

Setelah memeluk Islam, Al Abbas tidak hanya menjadi seorang muslim biasa, tetapi juga seorang prajurit yang tangguh di medan perang. Ia ikut serta dalam berbagai pertempuran yang di pimpin oleh Nabi Muhammad, termasuk dalam Pertempuran Badar, Uhud, dan lainnya. Keberanian dan kesetiaannya terhadap Rasulullah menjadikannya salah satu sahabat yang di hormati di kalangan umat Islam.

Baca juga : Sosok Abdullah bin Hudhafah As-Sahmi, Kisah Kesetiaan Seorang Sahabat Nabi

Peran Al Abbas dalam Perjanjian Hudaibiyah

Peran Al Abbas tidak hanya terbatas pada medan perang. Ia juga memainkan peran penting dalam perjanjian Hudaibiyah. Ketika Nabi Muhammad dan para sahabatnya datang untuk menunaikan umrah, penduduk Mekah menolak mereka masuk. Al Abbas, sebagai perantara yang bijaksana, berhasil mencapai kesepakatan dengan orang-orang Quraisy untuk mengakhiri ketegangan dan menegakkan perdamaian. Perjanjian Hudaibiyah membuka jalan bagi perkembangan Islam yang lebih luas.

Akhir Hidup Al Abbas

Al Abbas meninggal pada tahun 32 H, setelah hidup dengan penuh pengabdian dan kesetiaan kepada Islam. Pada masa hidupnya, ia memberikan contoh nyata tentang bagaimana seorang sahabat Nabi dapat mengorbankan segalanya demi agama Allah dan Rasul-Nya.

Kesimpulan

Al Abbas bin Abdul Muthalib, sahabat Nabi Muhammad yang penuh keberanian dan kesetiaan, menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga saat ini. Kisah hidupnya mengajarkan kita tentang arti pengorbanan, kesabaran, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan. Semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah sahabat mulia ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai umat Islam.