esatu.id – Keberadaan sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW adalah satu dari anugerah terbesar dalam sejarah Islam. Mereka adalah para pendamping setia Rasulullah yang tidak hanya bersaksi atas wahyu Ilahi, tetapi juga menjadi teladan bagi umat Islam dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu sahabat terkemuka yang di akui keberaniannya, ketabahannya, dan kekayaannya adalah Abdurrahman bin Auf.
Abdurrahman bin Auf lahir di Makkah, dari keluarga yang terpandang dan berada. Kehidupan awalnya di warnai oleh kemewahan dan kekayaan, namun ketika ia mendengar ajaran Islam dari mulut Nabi Muhammad SAW, hatinya tersentuh dan berubah secara radikal. Pada usia 20 tahun, Abdurrahman bin Auf memutuskan untuk mengikuti ajaran Islam, meskipun itu berarti ia harus meninggalkan kekayaan dan gaya hidupnya yang lama.
Baca juga : Kisah Abdurrahman bin Abu Bakar, Kiprah dan Kesetiaan Sahabat Setia Nabi
Perjalanan Awal Abdurrahman bin Auf
Setelah memeluk Islam, Abdurrahman bin Auf menghadapi tantangan besar dalam menghadapi sikap keras musuh-musuh Islam di Makkah. Meskipun terus di hadapkan pada cobaan dan kekerasan, dia tidak pernah goyah dalam mempertahankan keyakinannya. Kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya mengatasi segala ketakutan dan hambatan.
Abdurrahman bin Auf termasuk dalam kelompok pertama orang-orang yang hijrah ke Abyssinia untuk mencari perlindungan dari kekejaman orang-orang kafir Quraisy. Di sana, dia menjalin hubungan erat dengan sahabat-sahabat lainnya yang juga melarikan diri dari penindasan di Makkah. Bersama-sama, mereka membentuk komunitas kecil yang di warnai oleh solidaritas dan persaudaraan seiman.
Persahabatan dengan Nabi Muhammad SAW
Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, ia termasuk dalam golongan sahabat yang pindah ke Madinah untuk mendukung dan bergabung dengan Rasulullah. Hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW sangat erat, dan ia di akui sebagai sahabat yang paling pandai dalam berbisnis dan memiliki kekayaan yang melimpah.
Suatu hari, Nabi Muhammad SAW menyadari bahwa Abdurrahman bin Auf belum menikah, meskipun memiliki kekayaan yang cukup besar. Rasulullah pun menyarankan agar Abdurrahman bin Auf menikahi salah satu putri dari sahabat lainnya, Saad bin Abi Waqqas. Pertemuan keduanya ini merupakan awal dari perjalanan hidupnya sebagai seorang suami dan ayah.
Baca juga : Sosok Abdullah Dzul Bijadain, Kisah Sahabat Setia Nabi Muhammad
Kekayaan dan Kebajikan
Meskipun hidup dalam kemewahan, beliau adalah seorang yang rendah hati dan dermawan. Kekayaannya tidak pernah membuatnya sombong atau lupa kepada yang membutuhkan. Sebaliknya, ia di kenal sebagai salah satu sahabat yang paling dermawan. Ketika ia di berikan bagian dalam harta rampasan perang, ia seringkali membagikannya kepada mereka yang membutuhkan tanpa pamrih.
Keberlimpahan materi tidak pernah membuatnya melupakan akhirat. Ia selalu berusaha menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan, menunjukkan bahwa kekayaan yang di milikinya hanyalah ujian dari Allah yang harus di jalani dengan penuh tanggung jawab.
Keterlibatan dalam Pertempuran
Sahabat nabi yang satu ini juga terlibat dalam berbagai pertempuran penting dalam sejarah Islam. Ia turut serta dalam Pertempuran Badar, Uhud, dan berbagai konflik lainnya sebagai bentuk kesetiaannya kepada Nabi dan agama Islam. Keberanian dan ketabahannya dalam medan perang membuatnya di hormati oleh seluruh komunitas Muslim.
Akhir Hidup dan Warisan
Abdurrahman bin Auf hidup hingga usia lanjut dan wafat pada zaman khalifah Utsman bin Affan. Ia meninggalkan warisan besar sebagai sahabat yang setia, dermawan, dan berbakti kepada Islam. Kekayaan dan pengaruhnya di gunakan untuk kebaikan umat, dan kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi setelahnya.
Dengan demikian, kisahnya memberikan gambaran tentang keberanian, kesetiaan, dan kebajikan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Hidupnya yang luar biasa mencerminkan dedikasi kepada agama Islam, serta pentingnya menjalani kehidupan yang penuh kasih sayang, rendah hati, dan bermanfaat bagi sesama.