Kedelai Hitam Muncul Dari Seorang Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Gajah Mada (UGM) Yakni Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S.

Kedelai Hitam Muncul Dari Seorang Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Gajah Mada (UGM) Yakni Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S.
Kedelai Hitam Muncul Dari Seorang Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Gajah Mada (UGM) Yakni Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S.

eSatu.id,Cirebon-kedelai hitam yang sering kita dengar ternyata kacang yang sering di buat di kecep kecap penyedar rasa yang sering kita gunakan pada masakan sehari hari.

Kedelai hitam mallika kini semakin populer setelah menjadi ikon dalam iklan kecap ternama di Indonesia,Kualitasnya yang nomor 1 berhasil meningkatkan pemasaran varietas kedelai yang satu ini.

Namun, tak banyak yang tahu, ternyata mutiara hitam itu lahir dari tangan Setyastuti Purwanti, seorang dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Gajah Mada (UGM).

baca juga:8 Fakta Kacang Kedelai Yang Bisa Memberikan Efek Baik Untuk Kesehatan !

Berawal dari keresahannya terhadap kebijakan impor besar-besaran dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kedelai.

Setyastuti pun memulai penelitian terhadap calon benih kedelai hitam di Laboratorium Benih Faperta UGM dengan metode purifikasi.

Melihat fenomena ini, Dr. Ir. Setyastuti Purwanti, M.S. memulai melakukan penelitian melalui metode purifikasi terhadap calon benih unggul kedelai hitam lokal di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian UGM.

Hingga terciptalah kedelai hitam dengan varietas unggul yang di beri nama Mallika. Nama Mallika diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘kerajaan’.

Kedelai ini merupakan mutiara hitam yang berharga dalam memajukan kesejahteraan para petani kedelai di wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Tim pembenihan Fakultas Pertanian UGM yang di pimpin oleh Dr. Ir. Setyastuti Purwanti melakukan transfer teknologi produksi dan berhasil memproduksi benih Mallika sejak tahun 2001 hingga sekarang.

Pada 7 Februari 2007 melalui penetapan SK Menteri Pertanian No. 78/Kpts/SR.120/2/2007, Mallika telah menjadi varietas unggulan nasional. Mallika memiliki sumber protein yang tinggi, memiliki daya simpan lebih lama, serta pertumbuhan tanaman yang stabil dan seragam. Keunggulan yang dimiliki Mallika ini akhirnya dilirik produsen kecap untuk bahan baku.

Kemitraan antara Industri-Petani-Pemerintah dan Akademisi

Kebutuhan bahan baku kedelai hitam untuk industri kecap dalam skala nasional ternyata menuntut peningkatan produksi dalam jumlah yang besar. Alhasil, Dr. Ir. Setyastuti menggandeng sekitar 9.000 petani untuk menanam Mallika agar jumlah kedelai hitam ini dapat memenuhi kebutuhan skala nasional.

Mitra segiempat antara industri (Unilever), petani, pemerintah, dan UGM untuk memproduksi Mallika di bentuk sebagai bentuk peningkatan kebutuhan produksi nasional.

Model kemitraan ini merupakan model A-B-C-G, yaitu komuniti atau masyarakat tidak hanya melibatkan petani, koperasi, dan kelompok perempuan saja, tetapi juga Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). PT. Unilever Indonesia Tbk.

Sebagai pihak industri sangat mendukung pengembangan Mallika dan memberikan dana penelitian kepada UGM selama 7 tahun dari tahun 2007.

Buku tentang Mallika dengan judul, “Mallika Jejak Sinergi pada Sebutir Kedelai Kerjasama UGM dengan Yayasan KEHATI” berhasil di terbitkan pada bulan Agustus 2008.

Selain berhasil di terbitkannya buku tentang Mallika, pada tahun 2015 Kementerian Riset dan Teknologi juga memberikan penghargaan kepada UGM dan di muat dalam buku 20 Karya Unggulan IPTEK Anak Bangsa yang di luncurkan dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi ke-20 pada bulan Agustus 2015.

Pemberdayaan Petani

Mallika pertama kali di kembangkan di daerah Ciwalen, Jawa Barat dan berhasil memperoleh benih 300 m2. Pada tahun 2003 di coba penanaman di Bantul seluas 10 ha dan berhasil hingga meluas ke petani lainnya.

Pemberdayaan terus di berikan kepada para petani untuk meningkatkan produksi Mallika hingga mamu mencukupi kebutuhan kedelai nasional, Pemberdayaan yang di lakukan mencakup budidaya, pascapanen, dan bisnis.

UGM melalui Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian tetap mendampingi petani untuk mengolah kedelai ke kepada Unilever sebagai salah satu cara memperkokoh ketahanan pangan.

Sehingga para petani menjadi pihak yang di untungkan karena dapat memberikan harga tinggi kepada Unilever tanpa adanya tengkulak atau pihak ke tiga.

Kesejahteraan petani pun meningkat dan Mallika mampu mendukung ketahanan pangan Dwidya nasional,itu dia sedikit informasi mengenai kedelai yang bernama malika ternyata kasil riset dan perkembangan seseorang dosen dari UGM.