Jejak Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Peradaban Maritim di Nusantara

Kerajaan Sriwijaya/Kompas.com
Kerajaan Sriwijaya/Kompas.com

esatu.id – Kerajaan Sriwijaya, sebuah entitas sejarah yang mengukir namanya dalam lembaran sejarah Nusantara, tidak hanya menjadi pusat kekuatan politik dan ekonomi di wilayah Asia Tenggara pada masa kejayaannya, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan budaya dan perdagangan di kawasan tersebut. Dalam perjalanan sejarahnya, Sriwijaya menjadi salah satu kekuatan maritim yang dominan di kawasan Asia Tenggara, menjalin hubungan dengan berbagai bangsa dan berperan penting dalam menyebarkan agama, budaya, dan perdagangan di wilayah tersebut.

Baca juga : Memahami Keagungan Sejarah Kerajaan Malayu Dharmasraya

Latar Belakang

Kerajaan Sriwijaya, dengan ibu kotanya Palembang yang legendaris, berkembang di pulau Sumatera, Indonesia. Tepatnya di daerah yang sekarang merupakan bagian dari provinsi Sumatera Selatan. Meskipun tanggal pasti pendirian Kerajaan Sriwijaya masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, perkiraan umum menyatakan bahwa Sriwijaya mulai muncul pada abad ke-7 Masehi.

Pembentukan dan Awal Mula Kejayaan

Kerajaan Sriwijaya di percaya mulai terbentuk sebagai pusat perdagangan di jalur pelayaran antara India dan Tiongkok. Letak geografisnya yang strategis di jalur perdagangan rempah-rempah menjadikannya sebagai pusat penting bagi para pedagang dari berbagai bangsa. Sriwijaya tumbuh dan berkembang pesat berkat kontrolnya terhadap jalur perdagangan yang melintasi Selat Malaka.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal Kerajaan Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Ia di yakini sebagai pendiri kerajaan ini dan menjadi raja pertamanya. Di bawah pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Sriwijaya mulai memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah sekitarnya dan mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan maritim yang dominan.

Kejayaan Sriwijaya sebagai Pusat Perdagangan dan Budaya

Periode keemasan Kerajaan Sriwijaya terjadi pada abad ke-8 hingga abad ke-12 Masehi. Pada masa ini, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara. Palembang, ibu kota Sriwijaya, menjadi pusat kegiatan ekonomi dan budaya yang ramai.

Sriwijaya terkenal karena jaringan perdagangannya yang luas, yang mencakup rempah-rempah, emas, dan barang-barang mewah lainnya. Rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, dan lada menjadi komoditas yang sangat di cari dan di perdagangkan dengan bangsa-bangsa lain di kawasan Asia, Timur Tengah, dan bahkan ke wilayah Afrika.

Tidak hanya sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di wilayah Nusantara. Pengaruh agama Buddha dari India sangat kuat di Sriwijaya, dan kerajaan ini menjadi pelopor dalam penyebaran agama Buddha ke wilayah-wilayah sekitarnya, seperti Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.

Konflik dan Penurunan Sriwijaya

Meskipun mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-8 hingga ke-12 Masehi, Kerajaan Sriwijaya mengalami penurunan pada abad-abad berikutnya. Salah satu faktor utama penurunan ini adalah persaingan dengan kekuatan-kekuatan lain di kawasan tersebut, terutama dengan Kerajaan Majapahit di Jawa.

Perang antara Sriwijaya dan Majapahit sering kali terjadi, dan pada akhirnya, Majapahit berhasil mengalahkan Sriwijaya, menandai akhir dari dominasi Sriwijaya di kawasan Asia Tenggara. Selain itu, perubahan jalur perdagangan global juga mempengaruhi penurunan Sriwijaya. Selat Malaka tidak lagi menjadi rute perdagangan utama setelah di temukannya jalur laut yang lebih aman melalui Tanjung Harapan.

Baca juga : Mengungkap Kejayaan dan Kejatuhan Kerajaan Majapahit: Sebuah Tinjauan Sejarah

Warisan Sriwijaya

Meskipun sudah tidak eksis sebagai entitas politik, warisan Sriwijaya tetap hidup dalam sejarah dan budaya Indonesia. Salah satu peninggalan fisik paling terkenal dari Sriwijaya adalah Candi Muara Takus, yang menjadi bukti keberadaan Sriwijaya di masa lampau. Selain itu, peninggalan lainnya seperti prasasti dan artefak budaya terus menjadi saksi bisu dari kejayaan Sriwijaya.

Selain peninggalan fisik, Sriwijaya juga meninggalkan warisan berupa pengaruh budaya dan agama. Agama Buddha yang di perkenalkan oleh Sriwijaya tetap memiliki pengikut di Indonesia hingga saat ini. Budaya maritim Sriwijaya juga tetap hidup, mencerminkan kebanggaan akan warisan maritim Nusantara.

Kesimpulan

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu entitas terpenting dalam sejarah Nusantara. Sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Asia Tenggara, Sriwijaya memiliki pengaruh yang luas dalam perkembangan sejarah dan budaya di wilayah tersebut. Meskipun telah lama berlalu, Sriwijaya tetap menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, mengingatkan akan kebesaran masa lalu dan potensi maritim yang di miliki oleh bangsa Indonesia.