Inilah 6 Lokasi Wisata yang Bersejarah di Kota Jakarta

Museum Sejarah Jakarta (commons.wikimedia.org)

esatu.id- Jakarta memiliki banyak tempat wisata yang patut di kunjungi karena statusnya sebagai ibu kota dan beberapa di antaranya memiliki bekas sejarah.

Berikut ini adalah tujuh lokasi wisata bersejarah di Jakarta yang harus kamu kunjungi.

1. Monumen Nasional (Monas)

Menurut Jakarta.go.id, Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat di bangun pada tanggal 17 Agustus 1961 dan berakhir pada 12 Juli 1975. Presiden Soekarno menunjuk Soedarsono dan F Silaban sebagai ketua juri sayembara desain Tugu Monas.

Menurut Jakarta.go.id, Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat di bangun pada tanggal 17 Agustus 1961 dan berakhir pada 12 Juli 1975. Presiden Soekarno menunjuk Soedarsono dan F Silaban sebagai ketua juri sayembara desain Tugu Monas.

Pembangunan Monas terletak di tengah lapangan Merdeka, yang memiliki lapangan Ikada di salah satu sisi. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta pernah menggunakan lapangan ini sebagai tempat rapat besar untuk mengumpulkan kekuatan rakyar untuk mengusir penjajah.

Kawasan Monas memiliki banyak tempat untuk dikunjungi. Kamu hanya perlu membayar Rp5 ribu untuk dewasa, Rp3 ribu untuk mahasiswa, dan Rp2 ribu untuk anak atau pelajar untuk masuk ke pelataran puncak, ruang museum, dan ruang kemerdekaan. Untuk ke Monas, harganya adalah Rp15 ribu untuk dewasa, Rp8 ribu untuk mahasiswa, dan Rp4 ribu untuk anak atau pelajar.

Monas buka dari Selasa hingga Minggu, kecuali Senin karena di tutup untuk pemeliharaan.

2. Monumen Pembebasan Irian Jaya

Selain Monas, Presiden Sukarno juga memerintahkan pembangunan Monumen Pembebasan Irian Jaya di Jakarta Pusat untuk mengenang para pejuang Trikora dan orang-orang Irian Barat yang memilih untuk bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Setelah bebas dari penjajahan Belanda, wilayah Irian Barat telah di pegang oleh Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda menunggu sampai Bung Karno membentuk Komando Trikora. Irian adalah singkatan dari Join the Republic of Indonesia Anti-Netherlands. Patung tersebut di bangun setahun setelah di mulai, pada tanggal 17 Agustus 1963, pada hari kemerdekaan ke-18 negara tersebut. Itu juga adalah hari di mana itu secara resmi di peringati.

Di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP), juga di kenal sebagai Ahok, renovasi monumen ini terakhir menambahkan kolam air mancur, jalur jogging, dan pedestrian, yang di rancang oleh Yopi Anwar. Restorasi ini di resmikan pada tahun 2018 oleh Gubernur Anies Baswedan.

3. Tugu Proklamasi

Di lokasi bekas kediaman Presiden Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur no. 56, yang sekarang di kenal sebagai Jl. Proklamasi 56, Tugu Proklamasi berada di kompleks Taman Proklamasi. Mengambil dari Jakarta.Kaum Wanita Republiken (PPI) dan Wanita Indonesia (WANI) memulai tugu ini di go.id. Kedua kelompok itu ingin membangun sebuah monumen untuk mengingat hari kemerdekaan Indonesia di umumkan.

Menurut Jakarta.go.id, tugu tersebut sempat di bongkar pada tahun 1960, tetapi di bangun kembali pada 17 Juli 1972 oleh Gubernur Ali Sadikin.

4. Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti terletak di Jakarta Timur dan di dirikan untuk mengenang peristiwa Gerakan 30 September.

Tujuh pahlawan revolusi tewas dalam penculikan dan pembunuhan pada peristiwa 30 September. Mereka adalah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal S. Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo, Jenderal MT Haryono, Jenderal Panjaitan, dan Kapten P. Tendean, antara tujuh pahlawan. Monumen Pancasila Sakti memiliki patung yang menggambarkan mereka.

Ini mencakup berbagai diorama peristiwa yang berkaitan dengan gerakan 30 September. Selain itu, ada museum yang menyimpan barang-barang milik pahlawan revolusi.

Tarif tiket untuk orang dewasa adalah Rp4 ribu, sedangkan tarif untuk anak-anak dan mahasiswa adalah Rp2.500.

Baca Juga: Rasa Segar dan Lumer: Inilah Resep Pie Mangga Goreng yang Membuat Kamu Bersemangat

Harga juga berbeda untuk rombongan yang terdiri dari minimal empat puluh orang. Rombongan dewasa akan di kenakan RP3 ribu per orang, sedangkan rombongan anak-anak akan di kenakan RP2 ribu per orang. Itu benar monumen ini di tutup setiap Senin.

5. Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta

Museum Fatahillah, juga di kenal sebagai Museum Sejarah Jakarta, di bangun pada tahun 1626. Seluas 1.300 meter persegi ini memiliki banyak objek perjalanan sejarah Jakarta, termasuk replika kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran serta keramik dan batu prasasti, menurut Jakarta.go.id.

Gedung ini adalah Balai Kota Jakarta selama pemerintahan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon (JP) Coen. Gedung ini sempat di gunakan sebagai kantor pemerintahan Provinsi Jawa Barat dari tahun 1925 hingga 1942, dan pada tahun 1942-1945, di gunakan untuk mengumpulkan logistik Dai Nipon. Setelah di serahkan kepada Pemda DKI Jakarta, di resmikan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974.

Karena bangunannya yang masih klasik, tempat ini biasanya menjadi lokasi foto.

6. Galangan VOC

Sebagaimana di laporkan oleh Jakarta.go.id, Pusat Kebudayaan Tionghoa Galangan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) adalah salah satu lokasi yang memperingati peristiwa Mei 1998. Bangunan ini di dirikan pada tahun 1628 sebagai kantor pusat operasi VOC Hindia Belanda di Jakarta Utara. Di masa lalu, tempat ini juga di gunakan sebagai “bengkel” untuk merawat kapal-kapal besar.

Galangan VOC Resto & Cafe sekarang buka dari jam 10 pagi hingga 5 sore. Makanan khas Tionghoa dan Indonesia ada di menu.

Karena ini adalah tempat wisata bersejarah di Jakarta yang harus di kunjungi sembari belajar, yang mana yang pertama akan kamu kunjungi?