Perjuangan Gizi di Indonesia Masih Berlanjut, 25 Januari Hari Gizi Nasional: Ini Sejarahnya

hari gizi nasional : health.detik.com

esatu.id- 25 Januari adalah Hari Gizi Nasional Indonesia. Hari ini di rayakan untuk mempromosikan perjuangan menuju Indonesia yang sehat dan bebas dari kekurangan gizi kronis (stunting), dengan gizi yang di distribusikan secara merata di seluruh negeri.

Hari Gizi Nasional adalah momentum penting untuk mengajak semua pihak untuk bekerja sama untuk mengatasi masalah gizi nasional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengangkat slogan “MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas” untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024 dengan tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting.”

Pemilihan tema ini berkaitan dengan kondisi gizi saat ini, di mana stunting masih merupakan masalah gizi yang signifikan di Indonesia.

1. Pentingnya protein untuk MP-ASI

Saat pemberian MP-ASI, bayi tetap terus di berikan ASI. Saat mulai pemberian MP-ASI di anjurkan sedini mungkin memberikan protein hewani dalam jumlah yang cukup.

Baca Juga: Baesiswa Ini Terbuka Hingga 15 Februari 2024: Beasiswa Kuliah Gratis di Brunei Darussalam, Simak!

Protein hewani mengandung asam amino esensial lebih lengkap bagi tubuh daripada sumber protein nabati. Makin tinggi dan makin baik kualitas protein yang di konsumsi, maka makin tinggi juga kadar insulin sebagai mediator pembentukan matriks tulang, mengutip dari laman Dinas Kesehatan DI Yogyakarta.

Anak-anak yang mengonsumsi lebih banyak protein hewani cenderung memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada anak-anak yang tidak mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani.

Sumber protein hewani dapat di peroleh dari daging sapi, daging ayam, hati sapi, berbagai jenis ikan, telur, dan susu.

Stunting di Indonesia

Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), di laporkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.

Pemerintah sendiri telah menargetkan pada tahun 2024, angka stunting harus 14 persen. Stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera di selesaikan di Tanah Air, apalagi kondisi ini dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

Studi telah menemukan hubungan kuat antara stunting dengan konsumsi protein hewani.

Ini adalah informasi dasar tentang Hari Gizi Nasional 2024. Mungkin beberapa dari Kamu bertanya-tanya alasan Hari Gizi Nasional didirikan. Kenapa 25 Januari di peringati setiap tahun? Selanjutnya, lihat sejarah Hari Gizi Nasional.

2. Sudah di rencanakan sejak 1950

Hari Gizi Nasional di Indonesia adalah bagian dari upaya perbaikan gizi masyarakat. Upaya tersebut telah di mulai sejak tahun 1950 saat Menteri Kesehatan Indonesia, dr. J. Leimena mengangkat Prof. Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR).

Waktu itu, LMR lebih di kenal sebagai Instituut Voor Volksvoeding (IVV), yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan. Hingga saat ini, Prof. Poorwo Soedarmo di kenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia”.

Baca Juga: Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh, lho: Inilah 7 Manfaat Semangka Kuning yang Kaya akan Nutrisi

3. Siapa itu Prof. Poorwo Soedarmo?

Profesor Poorwo Soedarmo lahir di Malang, Jawa Timur, pada 25 Februari 1904. Pada tahun 1958, Bagian Ilmu Gizi di FKUI di buka, dan berkat jasanya, ribuan tenaga gizi lahir di Indonesia, dari tingkat D3 hingga Guru Besar.

Lulus sekolah kedokteran School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) pada 1927, Prof. Soedarmo terus mempelajari ilmu gizi dari London di Inggris (1949), Filipina (1950), hingga ke Harvard University (1954–1955) dan Columbia University (1960) di Amerika Serikat.

Prof. Soedarmo adalah pendiri Akademi Ahli Diit dan Nutrisionis (sekarang Akademi Gizi) dan Direktur Lembaga Makanan Rakyat Kementerian Kesehatan dari 1952 hingga 1959. Dia juga menciptakan ide-ide seperti “Ekonomi Rumahan”, yang sekarang di kenal sebagai “Ilmu Kesejahteraan Keluarga”, dan “Empat Sehat, Lima Sempurna” atau “Gizi Seimbang.”

Oleh karena itu, Prof. Soedarmo di angkat sebagai “Bapak Gizi Indonesia” pada tahun 1969 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI). Pada tahun 1992, dia di anugerahi Bintang Mahaputra Utama atas kontribusinya pada perkembangan gizi di Indonesia. Prof. Soedarmo di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata setelah meninggal pada 13 Maret 2003.

4. Tahun 1960-an adalah permulaan Hari Gizi Nasional skala kecil

Saat LMR mendirikan “Sekolah Juru Penerang Makanan” pada 25 Januari 1951, maka tenaga penggiat gizi di Indonesia terus berkembang hingga menjamur ke banyak perguruan tinggi di Tanah Air. Oleh karena itu, 25 Januari di sepakati sebagai peringatan Hari Gizi Nasional.

Hari Gizi Nasional pertama kali di rayakan oleh LMR pada pertengahan tahun 60-an. Kemudian, sejak 1970-an, itu di pegang oleh Direktorat Gizi Masyarakat dan tetap di peringati hingga hari ini.

Melalui peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 ini, harapannya masyarakat lebih sadar akan pentingnya MP-ASI kaya akan protein hewani untuk mencegah stunting dan menciptakan generasi emas Indonesia.