esatu.id Asma merupakan salah satu penyakit yang tidak hanya menyerang satu kelompok usia, sehingga penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyakit asma. Asma adalah peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan dan hiperaktif saluran napas. Meskipun termasuk salah satu yang tidak dapat sembuh, asma harus tetap mendapatkan penanganan yang intensif untuk menghindari serangan asma berat.
Apa Itu Asma?
Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan.
Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.
Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma.
Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu (asap rokok, debu, bulu binatang, dll.) maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit.
Gejala Asma
Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti:
- Sesak dada;
- Batuk, terutama pada malam atau dini hari;
- Sesak napas;
- Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas.
Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu:
- Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;
- Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;
- Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis;
- Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari.
Faktor Risiko Asma
Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma.
Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala asma.
Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain:
- Rokok.
- Bulu binatang.
- Udara dingin.
- Infeksi virus.
- Paparan zat kimia.
- Aktivitas fisik.
- Infeksi paru-paru dan saluran napas bagian atas.
- Pekerjaan tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil;
- Emosi yang berlebihan (tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-larut).
- Alergi makanan, seperti kacang-kacangan.
Penyebab Asma
Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia.
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus sampai paparan zat kimia.
Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif.
Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas.
Pada anak-anak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja.
Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang.
Diagnosis Asma
Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.
Perlu kamu ketahui bahwa diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca.
Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai:
- Obstruksi jalan napas;
- Reversibiliti kelainan faal paru;
- Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas.
Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu:
- Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter;
- Uji reversibilitas (dengan bronkodilator);
- Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus;
- Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi;
- Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma.
Komplikasi Asma
Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti:
- Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi);
- Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan;
- Tubuh sering terasa lelah;
- Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak;
- Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal;
- Pneumonia;
- Gagal pernapasan;
- Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru;
- Kematian.
Pengobatan Asma
Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh.
Oleh karena itu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali.
Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan.
Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul.
Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna.
Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit.
Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya
Pencegahan Asma
Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat.
Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut:
- Mengenali dan menghindari pemicu asma;
- Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter;
- Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma;
- Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur;
- Memonitor kondisi saluran napas.
Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler justru berisiko meningkatkan reaksi asma.
Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan.
Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan.