esatu.id Ada beragam alasan penyebab seseorang sering telat makan, seperti karena sibuk atau sedang program menurunkan berat badan. Padahal, kebiasaan ini justru dapat menghambat program diet dan mengganggu kerja organ tubuh. Mengapa demikian?
Di bawah iin beberapa dampak yang bisa terjadi bila Anda sering melewatkan waktu makan.
Bahaya jika sering telat makan
1. Susah berkonsentrasi
Tubuh memerlukan energi dari glukosa (karbohidrat) agar bisa menjalankan fungsinya. Begitu Anda berhenti makan selama 4 – 6 jam, suplai glukosa menuju otak akan mulai berkurang. Akibatnya, tubuh tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Kurangnya suplai glukosa juga memengaruhi kemampuan berpikir dan berkonsentrasi serta menurunkan kinerja mental secara keseluruhan. Anda mungkin akan lebih mudah kelelahan, lemah, lesu, dan bahkan cenderung murung.
baca juga : 5 Dampak Buruk Minum Minuman Dingin Saat Menstruasi
2. Gampang kelelahan
Tubuh terus membakar kalori dan menguraikan zat gizi sekalipun Anda sedang dalam kondisi istirahat. Persediaan energi dan zat gizi ini berasal dari makanan. Apabila Anda telat makan, tubuh tidak mempunyai cukup “bahan bakar” untuk menjalankan fungsi ini.
Saat minim energi, metabolisme tubuh berjalan lambat. Tubuh akan menghemat kalori yang tersisa agar bisa terus menjalankan fungsi dasar seperti pernapasan dan pengaturan detak jantung. Hal ini lama-kelamaan bisa membuat Anda cepat lelah.
3. Membuat Anda makan lebih banyak
National Institutes of Health AS mengungkapkan bahwa kebiasaan melewatkan waktu makan justru bisa membuat Anda lebih cepat lapar. Jika nafsu makan tidak dikontrol dengan baik, Anda mungkin akan makan lebih banyak pada waktu makan selanjutnya.
Berbagai penelitian bahkan menunjukkan kaitan antara kebiasaan melewatkan sarapan dan risiko obesitas. Berat badan orang-orang yang tidak sarapan cenderung lebih besar dibandingkan mereka yang sarapan dengan makanan sehat.
4. Meningkatkan risiko tukak lambung
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat muncul akibat kebiasaan telat makan yaitu tukak lambung. Dalam kasus ini, dinding lambung terluka atau mengalami iritasi karena terus-menerus terkena asam lambung yang bersifat mengikis.
Penderita tukak lambung biasanya mengalami sakit perut, mual, serta nyeri pada ulu hati (heartburn). Kumpulan gejala inilah yang selama ini dikenal sebagai maag. Stres pada tubuh akibat melewatkan waktu makan bisa membuat gejala ini bertambah parah.
baca juga : 7 Dampak Buruk Rokok Terhadap Kesehatan Menggugah Kesadaran untuk Hidup Sehat Bagi Perokok Aktif dan Pasif
5. Memperparah gejala sindrom iritasi usus
Penderita sindrom iritasi usus kadang melewatkan waktu makan karena perutnya tidak nyaman. Alih-alih meredakan gejala, hal ini justru bisa membuat perut terasa semakin perih. Pasalnya, rasa lapar termasuk pemicu gejala sindrom iritasi usus besar (IBS).
Orang dengan penyakit ini disarankan untuk makan secara teratur. Apabila porsi makan tiga kali sehari terlalu berat untuk perut Anda, gantilah dengan porsi yang lebih kecil dengan intensitas 5 – 6 kali sehari. Ini akan membuat kerja usus menjadi ringan.
6. Meningkatkan risiko diabetes
Sebuah penelitian menunjukkan hubungan antara kebiasaan telat makan dan risiko diabetes. Selama delapan minggu, para peserta penelitian melewatkan dua kali waktu makan dan hanya mendapatkan semua asupan kalori dari satu kali makan besar.
Pada akhir penelitian, kadar gula darah para peserta ternyata melonjak. Respons tubuh mereka terhadap hormon insulin pun mengalami perubahan. Kedua temuan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan makan bisa meningkatkan risiko diabetes.