Kenali Ciri-Ciri Terkena Usus Buntu Yang Jarang Diketahui Drai Ringan Hingga Berat

ciri terkena usus buntu/alodokter

esatu.id Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus buntu (apendiks). Kebanyakan penyebab usus buntu adalah infeksi yang tidak mendapat pertolongan sesegera mungkin.

Nah, apendiks atau usus buntu merupakan organ berbentuk kantong berukuran 5-10 centimeter yang tersambung ke usus besar dari sisi kanan bawah perut.

Gejala usus buntu pun awalnya berupa nyeri pada perut bagian kanan bawah. Selain itu, siapa pun dapat terkena radang usus buntu, tetapi penyakit ini paling sering menyasar mereka yang berusia antara 10 hingga 30 tahun. 

Gejala Penyakit Usus Buntu

Gejala penyakit usus buntu pada masing-masing pengidapnya akan bervariasi, tergantung pada lokasi, usia, serta posisi usus buntu.

Namun, gejala radang usus buntu secara umum dapat menyebabkan ciri tertentu.

Apa yang dirasakan saat sakit usus buntu? Berikut ini beberapa gejala saat alami usus buntu, yaitu:

  • Rasa nyeri mendadak yang berawal pada sisi kanan perut bagian bawah.
  • Nyeri tiba-tiba yang berawal pada sekitar pusar dan sering berpindah ke perut kanan bawah.
  • Rasa nyeri yang memburuk jika pengidapnya batuk, berjalan, atau melakukan gerakan menggelegar lainnya. 
  • Mual dan muntah. 
  • Kehilangan selera makan. 
  • Demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan penyakit.
  • Sembelit atau diare. 
  • Perut kembung. 

baca juga : 5 Ciri-Ciri Terkena Asam Lambung Yang Perlu Diketahui

Meski begitu, lokasi nyeri dapat bervariasi, tergantung pada usia dan posisi usus buntu. 

Kendati demikian, gejala penyakit usus buntu pada orang dewasa umumnya berawal sebagai kram ringan pada perut bagian atas, atau daerah pusar yang kemudian pindah ke kuadran kanan bawah perut. 

Rasa sakit ini biasanya terjadi tiba-tiba, memburuk saat bergerak atau batuk, berbeda dengan sakit perut normal, dan memburuk dalam beberapa jam sampai membuat tidur tidak nyenyak. 

Penyebab Penyakit Usus Buntu

Ukuran dan lokasi usus buntu membuatnya mudah tersumbat dan terinfeksi. Ibaratnya, usus besar adalah “rumah” bagi banyak bakteri, dan jika terlalu banyak yang terperangkap di usus buntu, mereka tumbuh terlalu cepat dan menyebabkan infeksi.

Pada beberapa kasus, radang usus buntu awalnya terjadi dengan infeksi, dan terkadang infeksi sekunder.

Pembengkakan di usus buntu dapat mengurangi atau menutup pembukaan dan menjebak lebih banyak bakteri di dalamnya. 

Penyebab penyakit usus buntu yang umum meliputi:

1. Kotoran yang mengeras (batu usus buntu)

Endapan feses yang keras dan terklasifikasi yang dikenal sebagai fekalit, appendicolith, atau batu, atau batu appendix dapat termasuk di lubang appendix.

Mereka membawa bakteri dan juga menjebak bakteri yang sudah ada di dalam usus buntu.

baca juga : Ketahui Ciri-Ciri Apa yang Dirasakan Ketika Angin Duduk Terjadi?

2. Hiperplasia limfoid

Sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi dengan memproduksi dan melepaskan sel darah putih ke dalam jaringan.

Hal tersebut dapat menyebabkan jaringan limfoid di usus buntu membengkak, bahkan ketika infeksi aslinya ada di tempat lain di tubuh. Jaringan bengkak di usus buntu dapat menyumbatnya dan menyebabkan infeksi di dalamnya.

3. Radang usus besar

Peradangan di usus besar dari infeksi atau penyakit radang usus dapat memengaruhi usus buntu. Infeksi dapat menyebar, atau peradangan itu sendiri dapat mengiritasi.

Selain itu, penyebab lain yang bisa terjadi di antaranya:

  • Adanya infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening dalam dinding usus menjadi bengkak.
  • Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu akibat infeksi saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya.
  • Cedera akibat trauma pada perut.
  • Tumor. 

Faktor Risiko Penyakit Usus Buntu

Apendisitis atau penyakit usus buntu bisa menyerang siapa saja. Tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada yang lain. 

Faktor risiko untuk penyakit usus buntu meliputi:

  • Usia. Apendisitis paling sering menyerang kisaran usia 10-30 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
  • Jenis Kelamin. Penyakit usus buntu lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
  • Riwayat Keluarga. Orang yang memiliki riwayat keluarga apendisitis berada pada risiko tinggi untuk mengembangkannya.

Selain itu, usus buntu juga kerap berkaitan dengan gaya hidup yang kurang sehat.

Pasalnya, ada beberapa kebiasaan sepele yang dapat meningkatkan risiko terjadinya usus buntu.