esatu.id- Dalam hal bubur, Indonesia memiliki dua kategori. Yang pertama terdiri dari bubur gurih yang biasanya terbuat dari nasi. Yang kedua terdiri dari bubur yang manis, seperti bubur sumsum, bubur pacar Cina, dan sebagainya.
Apa jadinya jika satu mangkuk berisi berbagai macam bubur manis? Itu ada di bubur kampiun Minang. Satu mangkuk bubur kampiun mengandung enam jenis bubur yang berbeda, masing-masing dengan rasa manis dan gurih dan tekstur kenyal dan lembut.
Penasaran, apa yang terkandung dalam bubur kampiun khas Minang ? Ingin tahu lebih banyak tentang bubur campuran?
1. Bubur kampiun memadukan enam jenis bubur
Bubur kampiun berasal dari Bukittinggi, yang terletak di Sumatera Barat. Dalam satu porsi bubur kampiun, ada banyak jenis bubur yang berbeda, seperti ketan putih dan hitam, sumsum, kacang hijau, kolak pisang atau ubi, dan bubur candil atau conde.
Bubur ini di dominasi tekstur lembut, tetapi berbagai macam bahan membuatnya kaya tekstur. Santan memberikan rasa gurih dan manis pada kuah bubur kampiun. Bubur ini biasanya di makan saat sarapan. Ketika bulan Ramadan tiba, hidangan ini biasanya di santap sebagai menu berbuka puasa, yang membuatnya menjadi populer.
2. Asal mula bubur kampiun tercipta dari ketidak sengajaan
Dia mengatakan bahwa bubur kampiun ini di buat tanpa sengaja. Ketika perlombaan di adakan di Desa Jambuair, Banuhampu, Bukittinggi, bubur ini di buat. Perlombaan ini di rancang untuk mengurangi trauma yang di timbulkan oleh Perang Revolusi dari tahun 1958 hingga 1961.
Berbagai perlombaan di adakan. Semua lapisan masyarakat mengikuti perlombaan. Seorang nenek penjual bubur bernama Amai Zona juga berpartisipasi dalam perlombaan yang berfokus pada pembuatan bubur.
Sayangnya, Amai Zona tiba terlambat, jadi persiapan tidak cukup. Akhirnya, Zona Amai menggabungkan semua bubur jualannya dalam satu mangkuk. Tidak di sangka, bubur buatan Amai Zona di sukai juri, dan itu keluar sebagai juara. Zona Amai menjawab “bubua kampiun” atau “bubua juara” ketika di tanya tentang nama bubur yang mereka buat.
3. Tiap-tiap bubur punya makna sendiri-sendiri
Semua bubur dalam bubur kampiun memiliki arti yang indah. Di duga berasal dari kata “khalik”, yang berarti “pencipta”; pisang menunjukkan jera, ubi menunjukkan mengubur kesalahan sedalam-dalamnya, dan santan menunjukkan permohonan maaf.
Rasa manis bubur sumsum melambangkan rasa terima kasih dan kesegaran hati dan pikiran. Bubur candil mewakili keseimbangan agama dan kehidupan. Bentuk bola-bola bubur candil juga menunjukkan bahwa roda kehidupan berputar, kadang-kadang di atas dan kadang-kadang di bawah.
4. Proses pembuatannya yang lama membuat bubur ini susah ditemukan
Bubur kampiun sekarang susah di temukan, sayangnya. Bubur kampiun tidak dapat di jual karena bahan bakunya yang semakin mahal, jumlah komponen yang banyak, dan proses pembuatan yang cukup lama dan membutuhkan keterampilan. Yang komplet dengan enam bagian bubur di dalamnya harus di buat secara bersamaan. Keterampilan manajemen waktu juga penting.
Baca Juga: Tahu Brontak Punya Isian Mengenyangkan: Resep Tahu Brontak Khas Minang, Camilan Mengenyangkan
5. Selalu ada inovasi di balik sulitnya proses pembuatan bubur
Dari mulai hilangnya bubur kampiun, penjual juga harus mencari cara baru untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, meskipun ada beberapa jenis bubur yang di hilangkan, penjual biasanya tetap memastikan bahwa bubur kampiun yang lengkap tetap lezat.
Selain itu, penjual dapat mengubah beberapa bagian dengan bahan lain. Misalnya, beras ketan dapat di ganti dengan lopis. Selain itu, bubur delima dapat di gunakan sebagai pengganti bubur candil.
Bubur kampiun adalah kombinasi sempurna dari berbagai jenis bubur manis. Meskipun ada beberapa penjual yang mengubah dan mengurangi komponen bubur, itu tidak mengurangi rasa bubur kampiun itu sendiri. Pernahkah kamu mencoba bubur kampiun?