eSatu.id,Cirebon- Penyakit Miositis merupakan suatu penyakit autoimun yang menyerang otot, khususnya otot-otot tubuh maupun otot-otot anggota gerak yang berada pada bagian atas.
Penyakit ini memang jarang di temui, namun dapat berdampak fatal dan membuat kualitas hidup dari pasien menjadi menurun apabila tidak di tangani.
Dampak kelemahan otot pada miositis mengakibatkan keterbatasan pergerakan anggota gerak tubuh, sehingga aktivitas pasien akan terganggu dan menyebabkan penurunan kualitas hidup.
baca juga:Kenali Penyebab Myositis Yang Cukup Membahaya Tubuh Kita !
Gejala pada miositis dapat berlangsung secara akut (beberapa hari) ataupun subakut (dalam beberapa minggu). Gejala miositis cukup khas sehingga dapat kita kenali.
Seperti yang sudah di jelaskan di atas, miositis umumnya menyerang otot tubuh dan otot anggota gerak yang berada di bagian atas, misalnya otot lengan atas, otot bahu dan otot paha bagian atas.
Kelemahan pada otot-otot ini akan membuat pasien sulit melakukan aktivitas yang membutuhkan kekuatan otot tersebut.
Misalnya, jika kelemahan terjadi pada lengan atas atau bahu, maka pasien dapat mengeluhkan kesulitan mengangkat lengan untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari eperti mengangkat gayung, menyisir rambut, hingga memakai baju.
Kelemahan pada otot bagian atas paha akan menyebabkan pasien kesulitan untuk bangkit berdiri dari posisi duduk, sulit untuk naik dan turun tangga, dan merasa lelah ketika berjalan ataupun berdiri.
Miositis juga dapat di sertai dengan gejala kulit, yang di sebut sebagai dermatomyositis. Pada dermatomyositis, kelemahan otot di sertai dengan adanya manifestasi kulit seperti bengkak dan kemerahan pada kelopak mata bawah.
Kemerahan pada daerah bahu, kemerehana pada buku-buku jatri tangan, dan kemerahan pada bagian paha atas. Terdapat pula tipe miositis yang di jumpai bersamaan dengan penyakit autoimun lain, di sebut sebagai overlap myositis.
Pada overlap miositis, di jumpai adanya kelemahan otot serta adanya penyakit autoimun pada jaringan ikat, seperti lupus eritematosus sistemik (LES), sklerosis sistemik (SS), arthritis rheumatoid atau sindrom Sjögren.
Untuk menegakkan diagnosis myositis akibat autoimun, Dokter akan menyarankan pemeriksaan laboratorium dan penunjang.
Untuk itu semua memiliki tanda dan gejala terkait myositis, segera konsultasi dengan dokter sehingga mendapat tatalaksana yang terbaik secepatnya.
Pengobatan Myositis
Tujuan utama pengobatan myositis adalah untuk mengelola gejala sampai terjadi remisi (kondisi ketika hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada peradangan pada otot).
Dengan begitu, pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. Adapun beberapa metode yang dapat di lakukan untuk menangani myositis adalah:
Pemberian obat antiinflamasi nonstreoid (OAINS).
Pemberian imunosupresan, yaitu obat yang di gunakan untuk menekan atau mengurangi reaksi sistem imun tubuh seperti prednisone, azathioprine, dan methotrexate.
Intravenous immunoglobulin.
Fisioterapi. Terapi fisik dapat membantu mempertahankan rentang gerak pada lengan dan kaki yang melemah dan mencegah pemendekan otot permanen.
Melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien juga dapat membantu meningkatkan mobilitas dan kualitas hidup penderita miositis.
Pencegahan aspirasi. Pasien yang mengalami kesulitan menelan harus berhati-hati untuk menghindari makanan dan cairan ke dalam paru-paru.
Hal ini dapat di lakukan dengan meninggikan kepala tempat tidur saat makan atau minum, menambahkan bahan pengental pada minuman, atau pemasangan selang nasogastrik pada kasus yang parah.
Nah itu dia sedikit informasi mengani penyakit autoimun yang belum banyak di ketahui oleh orang yang menyerang bagian otot yang di sebut penyakit Myositis.