eSatu.id,Cirebon-Semen adalah suatu bahan bagunan yang sering di gunakan dalam bidang kontruksi bagunan terutama hal itu
semen adalah serbuk atau tepung yang terbuat dari kapur dan material lainnya yang di pakai untuk membuat beton, merekatkan batu bata ataupun membuat tembok (KBBI, 2008).
Semen berasal dari bahasa Latin, yaitu caementum yang artinya bahan perekat,Semen sudah di kenal pada zaman Mesir kuno
pada abad ke 5, dan jenis jenis semen ya pun semakin berkembang.
Pada saat itu semen di buat dari kalsinasi atau pembakaran batu kapur yang di gunakan untuk membangun piramida dan
bangunan besar lainnya.
baca juga:6 Langkah Cara Membuat Semen Yang Kuat dan Kokoh,Ikutin Langkah Ya .
Sedangkan bangsa Romawi dan Yunani kuno membuat semen menggunakan slag vulkanik yang berasal dari gunung berapi.
Slag vulkanik di campur dengan kapur gamping (Quicklime) serta gypsum yang kemudian di sebut sebagai Pozzolan Cement (Rahadja, 1990).
Bahan Utama Semen merupakan suatu bahan yang bersifat hidrolis,
yaitu bahan yang akan mengalami proses pengerasan pada pencampurannya dengan air ataupun larutan asam.
Bahan dasar semen terdiri dari tiga macam, yaitu clinker/terak semen sebanyak 70% sd 95% (hasil olahan pembakaran batu kapur, pasir silika, pasir besi dan tanah liat), gypsum 5% dan material tambahan lain (batu kapur, pozzolan, abu terbang dan lain-lain).
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika di campur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak.
Sifat pengikatan semen di tentukan oleh susunan kimia yang di kandungnya. Adapun bahan utama yang di kandung semen adalah kapur (CaO), silikat (SiO2), alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain dalam jumlah kecil (Rahadja, 1990).
Dan untuk kita semua yang belum tahu mengenai jenis jenis semen,simak penjelasan selanjutnya ya,karena sebetulnya jenis semen itu banyak sekali beserta kegunaan yang berbeda beda.
Jenis-jenis Semen
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), semen di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
- Portland Cemen. Adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di seluruh dunia karena merupakan bahan dasar beton dan plesteran semen.
- Super Masonry Cemen. Semen ini lebih tepat di gunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K225.
- Dapat juga di gunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
- Oil Well Cemen (OWC). Merupakan semen khusus yang lebih tepat di gunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi.
- Untuk saat ini jenis OWC yang telah di produksi adalah class G, HSR (High Sulfat Resistance) di sebut juga sebagai BASIC OWC. Bahan aditif dapat di tambahkan/di campurkan hingga menghasilkan kombinasi produk OWC untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.
- Semen Putih. Di gunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini di buat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.
- Hidropobic cement. Hidrophobic cement adalah klinker yang di giling dengan tambahan asam oleat atau asam streat.
- Waterproofed cement. Semen yang di gunakan di Inggris yang terbuat dari semen Portland yang di tambahkan calsium, aluminium, atau serat logam lainnya.
- Semen alumina. Semen alumina terbuat dari batu kapur di campur dengan bauksit dengan kadar campuran 60-70% (batu kapur), dan 30-40% (bauksit).
- Campuran di bakar pada suhu 1.600 derajat C dalam tungku listrik sampai cair, kemudian hasil pembakaran tadi di tambahkan gips.
- Portland Pozzolan Cement. Adalah semen hidrolis yang di buat dengan menggiling clinker, gypsum dan bahan pozzolan.
- Produk ini lebih tepat di gunakan untuk bangunan umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi sedang, seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.
- Portland Composite Cement. Di gunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan OPC dengan kuat tekan yang sama.
- PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan di bandingkan dengan OPC, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.