4 Ranah Pendidikan dan Pekerjaan Psikiater,Yang Wajib Kita Ketahui.

4 Ranah Pendidikan dan Pekerjaan Psikiater,Yang Wajib Kita Ketahui.
4 Ranah Pendidikan dan Pekerjaan Psikiater,Yang Wajib Kita Ketahui.

eSatu.id,Cirebon-Tertarik dalam dunia kedokteran? Ingin menjadi psikiater atau psikolog? Kamu tentu tidak ingin salah kaprah memahami apa perbedaan dari dua profesi yang kerap di samaratakan oleh masyarakat awam ini.

Bagi kita yang berada di luar ranah kedokteran, mungkin masih sering tertukar dengan dua pekerjaan yang berfokus pada kondisi kejiwaan manusia ini.

Jika di lihat sekilas keduanya tampak sama padahal sesungguhnya kedua profesi ini merupakan jenis pekerjaan yang berbeda.

baca juga:6 Dari Sekian Banyak Keuntungan Dari Sifat Tekun,Yuk Simak Apa Saja.

Psikiater adalah profesi pekerjaan sebagai dokter yang menangani kesehatan kejiwaan. Ranah ilmu yang di pelajari oleh psikiater adalah psikiatri.

Berbeda dengan psikiater, psikolog adalah tenaga ahli yang berprofesi menangani permasalahan hidup manusia. Psikologi adalah ilmu non-kedokteran yang di pelajari bagi mereka yang berprofesi sebagai psikolog.

Sehingga kesimpulannya, psikiater adalah seorang dokter sedangkan psikolog merupakan konsultan yang akan membantu seseorang dalam menangani masalah yang terjadi dalam hidup setiap orang.

di intip lebih dekat, yang membuat kedua profesi ini tampak sama adalah masalah yang di tangani sama-sama berhubungan dengan kesehatan jiwa dan kondisi mental.

Akan tetapi baik psikiater dan psikolog memiliki dua ranah ilmu serta penanganan yang berbeda.

Ranah Pendidikan dan Pekerjaan Psikiater

1. Pendidikan

Sebagai salah satu cabang dari bidang kedokteran, untuk menjadi psikiater kamu perlu menempuh pendidikan S1 kedokteran umum terlebih dahulu.

Setelah mendapatkan gelar dokter umum, kamu masih perlu menempuh pelatihan residensi untuk spesialisasi sebagai psikiater. Seorang yang telah lolos spesialisasi akan bergelar Spesialis Kesehatan Jiwa atau Sp.K.J.

2. Pekerjaan

Pekerjaan psikiatri yang berfokus terhadap kesehatan jiwa dan mental setiap pasien ini cenderung menangani kasus yang lebih rumit.

Seorang psikiater lebih menitikberatkan diagnosa kondisi jiwa dan mental pasiennya dan bagaimana cara mencegah serta menanganinya dari sisi kedokteran.

Pernah mendengar istilah berkepribadian ganda hingga skizofrenia? Istilah-istilah tersebut merupakan beberapa gangguan yang sering menyerang keseimbangan jiwa dan mental seseorang.

Diagnosis seperti inilah yang nantinya perlu di analisis sang psikiater. Bahkan di negara maju, banyak psikiater yang memiliki tanggung jawab seutuhnya terhadap kondisi mental dan jiwa pasiennya.

Mulai dari diagnosa awal hingga terapi pengobatannya. Seorang psikiater juga dapat memberikan terapi dengan obat-obatan yang berfungsi untuk menstimulasi saraf-saraf otak sesuai dosis yang di perlukan oleh pasien.

Seorang psikiater juga menyediakan jasa konseling, pengobatan hingga perubahan lifestyle.

3.Jenis Gangguan Kesehatan Yang Ditangani Psikiater
Apa yang pertama muncul di benakmu ketika mendengar gangguan kejiwaan? Jika pada jaman dahulu seseorang yang memiliki gangguan kejiwaan sering di kaitkan dengan gila.

Masa kini masyarakat kita sudah jauh lebih terbuka dan mampu membedakan jenis gangguan mental yang mungkin terjadi pada siapapun.

Gangguan kejiwaan merupakan istilah umum yang masih memiliki banyak lagi cabang diagnosa dalam bidang kesehatan mental ini.

Hal seperti ini sering di hadapi oleh para psikiater dalam pekerjaannya. Berikut ini beberapa jenis gangguan kejiwaan yang paling sering di alami pasien psikiatri.

Gangguan suasana hati, contohnya terlalu bahagia ataupun terlalu sedih, mengalami penurunan dan peningkatan emosi drastis, bahkan tidak terlalu tidak bersemangat, bipolar hingga depresi.

Gangguan kegelisahan, gangguan kepribadian, kecanduan dan juga gangguan psikotik yang membuat pasien sering berhalusinasi atau skizofrenia.

Kapan Saat Yang Tepat Menemui Psikiater?
Dalam kehidupan bermasyarakat sering kali kita mengalami berbagai macam tekanan sosial yang lama kelamaan membuat kita menjadi stres.

Hal seperti ini merupakan suatu respon yang normal dan berpotensi terjadi pada semua orang di masyarakat, namun adakalanya tekanan yang besar ini mempengaruhi keseimbangan jiwa dan mental seseorang.